Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Mitra Investindo (MITI) kembali menggeluti usaha pertambangan granit pada tahun ini. Direktur Independen MITI Diah Pertiwi Ghandi menyampaikan pihaknya memiliki target untuk memulai menambang granit pada kuartal III-2019.
Adapun lokasi pertambangan granit tersebut berada di Jawa dan Sumatera. Ia bilang saat ini MITI masih dalam tahap negosiasi terkait bagi hasil yang diproyeksikan bakal rampung tiga bulan ke depan.
“Bisnis granit dalam waktu dekat bisa mulai tapi dalam sekala kecil dulu, produksi perdana mungkin sekitar 10.000 ton per bulan, mudah-mudahan ke depannya bisa meningkat,” ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (11/3).
Guna menjalankan bisnis itu, sambungnya, MITI perlu merogoh kocek US$ 1,5 juta yang merupakan dana dari total belanja modal US$ 3 juta pada tahun ini. Nantinya granit itu akan dipasarkan di daerah Sumareta.
Dengan begitu mereka mampu mendulang pendapatan pada semester dua ke depan, pasalnya hingga pertengah tahun 2019 mereka tak memiliki pendapatan dari lini bisnis manapun. Sayangnya ia tak dapat menyampaikan berapa target besaran pendapatan dari bisnis granit itu, yang pasti bisnis ini akan menjadi tulang punggung bagi MITI.
Ia juga belum dapat menjelaskan mengenai cadangan granit yang ada saat ini, sementara MITI masih bermitra dengan pemilik tambang. Meski begitu, ia mengaku ke depannya MITI berencana untuk memiliki tambang granit sendiri.
Asal tahu saja, sebelumnya MITI memang menjalankan bisnis penambangan granit, hanya saja pada 2015 silam mereka melepas segmen usaha pertambangan granit. Aset tambang yang terletak di Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau mereka dijual.
Sementara sisa belanja modal 2019 yakni US$ 1,5 juta yang bersumber dari kas ini akan digunakan untuk mendiversifikasi ke bisnis lain yang saat ini masih mereka jajaki. Dalam catatan Kontan, salah satu sumber belanja modal dari kas internal dari dana spin off dan aset mati yang bisa dijual.
Selain kembali ke bisnis granit mereka juga akan bergabung untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Papua Barat. Perihal pemutusan kontrak oleh Pertamina EP terhadap PT Benakat Barat Petroleum atau perusahaan afiliasi MITI, ia belum dapat berkomentar banyak mengenai hal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News