Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Ekspor teh anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Mitra Kerinci, makin wangi. Kemarin, (24/9), RNI mengekspor teh jenis black leave tea (BLT) mix ke Taiwan. Taiwan memesan teh dari RNI sebesar 150 ton per bulan.
Selain Taiwan, RNI lewat anak usahanya PT Mitra Kerinci juga mendapatkan order teh dari China. “Proses negosiasi sudah selesai, Insya Allah minggu depan, kami akan ekspor ke China. Dengan demikian target ekspor 15 kontainer per bulan atau setara dengan Rp 6,4 miliar sudah terpenuhi," ujar Ismed Hasan Putro, Direktur Utama RNI, kemarin.
Sejumlah negara lain juga masuk dalam daftar pemesan teh RNI. Mereka adalah Belanda, Jerman, Pakistan, Jepang, Amerika Serikat dan Hong Kong. Meski tak merinci lebih lanjut permintaannya, Ismed menjelaskan bahwa permintaan teh dari beberapa negara seperti Jerman, Belanda dan Pakistan meningkat sebesar 10% dibandingkan dengan tahun lalu.
Selama enam bulan pertama tahun ini, volume ekspor teh Mitra Kerinci sudah mencapai 400 ton. Sampai dengan akhir tahun 2013 total volume ekspor teh buatan Mitra Kerinci bisa mencapai 900 ton hingga 1.500 ton. "Sekitar 75% produksi teh masih untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor hanya 25%," ujar Agung P. Murdanoto, Direktur PT Mitra Kerinci.
Mitra Kerinci teh memiliki dua unit pabrik. Satu unit adalah pabrik teh hijau dan satu unit lainnya pabrik teh hitam yang masing-masing berkapasitas produksi sekitar 2.000 ton teh kering per tahun.
Pabrik teh hijau menghasilkan tiga grade mutu ekspor (pekoe super) dan satu grade mutu lokal (broken mix). Sementara pabrik teh hitam menghasilkan 17 grade teh hitam (common grade/broken orthodox) mulai dari orange pekoe 1 sampai broken mix.
Tahun lalu, Mitra Kerinci berhasil memproduksi teh 4.500 ton. Sampai Agustus 2013, produksi teh Mitra Kerinci baru mencapai 3.500 ton. Padahal, untuk tahun ini, Mitra Kerinci menargetkan total produksi teh hingga sebanyak 6.000 ton.
Selain gula, teh merupakan salah satu komoditas andalan RNI. Karenanya, perusahaan bertekad mencapai pendapatan sebesar Rp 37,5 miliar hingga Rp 50 miliar dari ekspor teh tahun ini.
Mitra Kerinci berencana menambah luas areal kebun 2.500 hingga 3.000 hektare (ha). Saat ini, luas kebun teh yang dimiliki oleh RNI mencapai 2.185 ha. Mitra Kerinci sudah menyiapkan dana untuk investasi sebesar Rp 25 miliar untuk akuisisi lahan. "Kami baru menjajaki lahan 1.000 ha di wilayah kami di Sumatera," kata Agung.
Sebagai catatan, tahun lalu RNI meraup pendapatan sekitar Rp 5,8 triliun. Tahun ini, RNI berambisi untuk memperoleh pendapatan hingga Rp 7,3 triliun. Sementara itu, laba perusahaan ini pada tahun lalu mencapai Rp 453 miliar. Tahun ini, RNI mengincar kenaikan laba 10,15% menjadi Rp 499 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News