Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) masih giat untuk menggarap proyek-proyek baru. Emiten sektor konstruksi dan properti ini masih gencar memburu kontrak baru di sepanjang tahun ini.
Direktur Utama MTRA Bisman Novel mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya akan mengikuti tujuh tender. Dari tender tersebut, MTRA membidik setidaknya tiga atau empat kontrak baru yang bisa diraih.
Hanya saja, Bisman belum bersedia membuka detail tender yang sedang dan akan diikuti MTRA. "Kami ikut tujuh tender, berharap bisa tiga atau empat kontrak baru. (Nilainya) mungkin bisa Rp 400 miliar-Rp 500 miliar," ungkap Bisman kepada Kontan.co.id selepas rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Jumat (28/2).
Baca Juga: Pendapatan turun, laba bersih Mitra Pemuda (MTRA) melorot 40% di kuartal III 2018
Bisman menyebut, nilai kontrak yang dibidik tahun ini lebih mini ketimbang kontrak yang didapatkan di tahun lalu. Pasalnya, sepanjang 2019 MTRA berhasil mengantongi tiga kontrak dengan nilai sekitar Rp 1,4 triliun.
Dia mengungkapkan, target yang dipatok tahun ini cukup realistis dengan mempertimbangkan nilai proyek yang tengah dibidik. Selain itu, faktor pergerakan ekonomi juga menjadi pertimbangan.
Dengan wabah virus corona yang merebak di awal tahun ini, katanya, investor bisa jadi akan lebih dulu melihat-lihat situasi bahkan menahan investasi. "Tidak berharap seperti tahun sebelumnya. Mengingat nilai proyek, dan pasca-virus coorna menyerang investor mungkin tidak akan langsung mulai, akan lihat-lihat dulu," imbuh dia.
Bisman mengatakan, saat ini ada 10 proyek yang tengah dikerjakan MTRA. Proyek-proyek tersebut tersebar di sejumlah wilayah yang didominasi di Jawa.
Baca Juga: Ekonomi melambat, sektor perumahan diharapkan jadi obat pendorong pertumbuhan
Untuk mengejar target tahun ini, Bisman menuturkan bahwa anggaran investasi MTRA berkisar di angka Rp 15 miliar. Angka tersebut termasuk untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) dari proyek-proyek yang digarap MTRA.
Namun, jumlah investasi yang dianggarkan bisa saja berubah menyesuaikan skala proyek dan kontrak yang didapatkan MTRA. Yang jelas, sumber pendanaan investasi tersebut akan berasal dari kas internal dan juga pinjaman perbankan.
"Maksimum 40% dari kas internal. Itu untuk alat dan biaya operasional juga, tapi bisa berubah tergantung proyeknya," tandas Bisman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News