kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitrabara Adiperdana menunda pembangunan pembangkit listrik di Malinau


Kamis, 15 Maret 2018 / 18:15 WIB
Mitrabara Adiperdana menunda pembangunan pembangkit listrik di Malinau
ILUSTRASI. Mitrabara Adiperdana Tbk


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan menunda rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa (PLTBM) berkapasitas 10 Megawatt (MW) yang sedianya akan dibangun di Malinau, Sumatera Utara.

Corporate Secretary MBAP, Chandra Lautan beralasan, pembangunan pembangkit listrik masih dalam proses. Hanya saja, saat ini akan dilakukan penundaan dengan alasan perusahaan sudah melakukan asesmen sesuai dengan laporan dari feseability study (FS) wilayah yang akan dibangun PLTBM, untuk tidak meneruskan pembangunan pembangkit hijau tersebut.

“Kita tidak teruskan dulu. Belum tahu apakah akan dilanjutkan nanti atau tidak, kita kaji lagi FS-nya,” terangnya kepada Kontan.co.id, Kamis (15/3).

Asal tahu saja, MBAP memiliki dua entitas anak usaha yang bergerak di sektor ketenagalistrikan yakni PT Cipta Tenaga Surya dan PT Mitra Malinau Energi. Adapun PT Mitra Malinau Energi membangun dan mengelola PLTBM. Sedangkan PT Cipta Tenaga Surya direncanakan menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS/Solar Panel).

Chandra bilang, pihaknya memang tengah menjajaki peluang untuk pembangunan pembangkit berbahan baku tenaga matahari itu. Namun sayangnya, Chandra belum mau menyebutkan lokasi pembangunan PLTS itu dan berapa kapasitas yang akan dibangun.

Ia bilang, saat ini rencana itu masih terus dilakukan penjajakan oleh pemerintah pusat maupun daerah. “Kita masih lakukan pendekatan lebih lanjut. Kordinasi dengan pemerintah. Kapasitasnya kecil,” ungkapnya.

Saat ini, kata Chandra, perusahaannya fokus untuk melaksanakan bisnis inti, yakni batubara. Apalagi Harga Batubara Acuan (HBA) saat ini terus menanjak, seperti pada bulan Maret ini yang harganya mencapai US$ 101,86 per ton.

“Target produksi tahun 2018 ini sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 4 juta ton,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×