Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rencana pemerintah menyusun program kerja atau road map pembuatan mobil listrik mulai Mei nanti nyatanya ditanggapi dingin industri otomotif lokal.
Gampang Sawono, Direktur PT Solo Techno Park menilai program mobil listrik ini terlalu cepat. Menurutnya, pemerintah sebaiknya menuntaskan terlebih dahulu program mobil murah. "Lebih baik program mobil murah diselesaikan dulu, baru mobil listrik," tandas Gampang.
Solo Techno Park merupakan perusahaan yang mengembangkan Esemka, sebelum PT Solo Manufaktur Kreasi mengambil alih pengembangan Esemka untuk diproduksi secara masal. Ia kuatir, keluarnya rencana mobil bertenaga listrik ini bakal membuat fokus pemerintah terpecah antara mengembangkan program mobil nasional atau mobil listrik.
Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Industri Automotif Nusantara menambahkan, butuh waktu yang relatif lama untuk memproduksi mobil listrik. Selain butuh riset dari sisi teknologi, desain dan pasar, ia menilai masih terlalu dini menerapkan mobil listrik di Indonesia. "Mungkin 10 lagi. Di luar negeri saja sulit diterapkan," katanya.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengakui masih ada kendala dalam pengembangan mobil listrik.
Misalnya soal kapasitas penyimpanan listrik dalam baterai. Saat ini, kapasitas baterai yang ada baru cukup untuk jarak tempuh 100 km. "Untuk mencapai tahap komersial kapasitas baterai harus 300 km," katanya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah harus memikirkan pengembangan mobil listrik sejak awal demimengurangi ketergantungan bahan bakar minyak. “Saya mengajak beberapa produsen mobil lokal untuk membicarakan hal ini,” tegas Hidayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News