kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mobil murah harus cantumkan aturan penggunaan BBM


Selasa, 03 Desember 2013 / 10:52 WIB
Mobil murah harus cantumkan aturan penggunaan BBM
ILUSTRASI. Promo diskon 1 menu Dum Dum dalam rangka Pasca HUT 66 Danamon (dok/Danamon)


Sumber: Kompas.co | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terjaga di level 47 juta kiloliter. Namun tahun depan, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan bakal melebihinya. Ini mengingat pada 2014 banyak kegiatan masyarakat yang bakal menggunakan BBM terkait pemilu. Selain itu, semakin banyak mobil murah yang beredar. Jumlahnya diperkirakan 200.000 unit.

DPR RI dan pemerintah rupanya sepakat tak akan menambah alokasi BBM untuk subsidi. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan mobil-mobil murah harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan mesinnya, yang menurut sejumlah pejabat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak cocok diisi dengan premium.

"LCGC (mobil murah) ditekankan kepada pemakainya, mesin tidak didesain untuk premium karena premium tidak cocok di mobil ini, karena menyebabkan kerusakan, perpendek umur, dan itu harus diterangkan secara clear. Itu untuk menyadarkan konsumen. Saya minta Kemenperin yang ngomong," kata Bambang, ditemui di Jakarta, Senin (2/12) petang.

Ia mengatakan, Kemenperin bisa meminta produsen mobil murah, para agen pemegang merek (APM), untuk mencantumkan penggunaan bahan bakar yang sesuai. Bambang mengatakan, hal ini sama seperti yang dilakukan terhadap industri rokok. Di setiap kemasan tertera dampak mengonsumsi rokok bagi kesehatan.

"Kalau soal LCGC, saya makanya mau ngomong dengan Kemenperin, harus ada effort untuk menekan penggunaan premium oleh LCGC. Ini karena setelah saya cek, mesinnya tidak didesain untuk premium," kata Bambang. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×