kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modern Cikande tangani permintaan lahan industri halal sekitar 90 hektar


Rabu, 10 Oktober 2018 / 19:37 WIB
Modern Cikande tangani permintaan lahan industri halal sekitar 90 hektar


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SERANG. PT Modern Industrial Estat resmi memulai pembangunan infrastruktur kawasan industri halal bertajuk Modern Halal Valley di Modern Cikande Industrial Estate (MCIE) Banten yang ditandai dengan acara peletakan batu pertama pada Rabu (10/10). Kehadiran klaster halal ini akan menambah amunisi perusahaan dalam mengejar pertumbuhan bisnis.

Modern Halal Valley akan menjadi kawasan industri halal pertama di Indonesia yang akan dikembangkan di lahan seluas 500 hektare (ha) dalam tiga tahap. Pada fase pertama, anak usaha PT Modernland Realty Tbk (MDLN) tersebut akan mengembangkan lahan 150 ha dengan investasi sekitar Rp 500 miliar.

Kawasan industri halal ini akan fokus menampung industri di tiga sektor yakni makanan dan minuman, obat-obatan, serta sektor kosmetik. Meski baru diluncurkan, permintaan investor untuk membuka pabrik di klaster halal ini sangat besar.

Pascall Wilson, Direktur Utama PT Modern Industrial Estat mengatakan, saat ini sudah ada inquiry atau pernyataan minat untuk masuk ke kawasan industri halal tersebut dari beberapa perusahaan baik lokal maupun asing dengan total permintaan seluas 90 ha. "Mereka dari sektor makanan dan minuman serta sektor kosmetik," katanya di Serang, Rabu (10/10).

Dari sisi harga, lahan di klaster halal MCIE akan dibanderol sama dengan lahan industri konvensionalnya yakni sekitar Rp 2 juta per meter persegi (m²). Perbedaannya hanya dari sisi sistem dan fasilitas saja. Di kawasan industri halal itu akan dilengkapi dengan laboratorium Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kometika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan kawasannya terintegrasi penuh.

"Jadi kami akan berpartner dengan MUI dalam pengembangan klaster halal ini. Di sini akan dibangun juga kantor-kantor lembaga penunjang industri halal yang berstandard internasional." kata Pascall.

Dari lahan 500 ha tersebut, sekitar 60% yang akan dialokasikan untuk industri. Sedangkan sisanya akan dikembangkan infrastruktur serta kawasan logistik. Pascall bilang, pihaknya akan mengembangkan 50 ha lahan sebagai kawasan logistik dimana di dalamnya akan ada pelabuhan kering alias dry port.

Pascall berharap kehadiran industri halal tersebut akan meningkatkan ekspor Indonesia. Menurutnya, sebagai negara muslim terbesar, Indonei=sia sudah saatnya memiliki produk-produk halal sendiri. Adapun luas kavling lahan yang akan dipasarkan mulai dari 1.250 m² sehingga cocok juga untuk menunjang bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM).

Sementara di kawasan industri konvensional, Modern Industrial Estat masih menangani inquiry sekitar 30 ha dari beberapa sektor hingga saat ini. Menurut Pascall, permintaan lahan industri masih sangat besar hanya saja investor masih menahan diri untuk segera memutuskan melakukan transaksi.

Hingga September 2018, penjualan lahan industri MCIE masih masuk lima besar menurut Pascall. Namun, dia belum bisa menyebutkan total lahan yang telah terjual. "Kami masih berusaha untuk mencapai target marketing sales Rp 1 triliun tahun ini," ujarnya.

Menurut Pascall dalam menjual lahan industri tidak sama seperti jualan properti lainnya. Walaupun peminatnya banyak, butuh proses lama untuk bisa bisa melakukan transaksi karena banyak indikator yang diperharikan para investor untuk memutuskan ekpansi dengan membuka pabrik seperti kondisi ekonomi dan situasi politik.

Sementara Rivan Munansa, Director Industrial and Logistic Services Colliers Indonesia menilai prospek penjualan lahan industri sampai kuartal III masih lesu. Menurutnya kondisi tersebut masih akan berlanjut hingga akhir tahun karena investor masih menahan diri untuk memutuskan melakukan ekspansi karena faktor tahun politik.

Rivan bilang, permintaan pada kuartal III 2018 sebetulnya meningkat dari kuartal sebelumnya. Namun, investor diperkirakan baru akan memutuskan melakukan pembelian lahan setelah tahun politik usai. "Jadi penjualan lahan akan membaik setelah Pilpres. Stimulusnya keadaan politik dan ekonomi akan lebih stabil," kata Rivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×