kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.245   -72,00   -0,44%
  • IDX 6.845   12,83   0,19%
  • KOMPAS100 990   1,44   0,15%
  • LQ45 761   0,34   0,05%
  • ISSI 223   0,54   0,24%
  • IDX30 392   -0,09   -0,02%
  • IDXHIDIV20 456   0,23   0,05%
  • IDX80 111   0,20   0,18%
  • IDXV30 112   -0,10   -0,09%
  • IDXQ30 127   0,17   0,13%

Molor 10 tahun, biaya konstruksi tol Desari naik


Jumat, 05 Februari 2016 / 11:49 WIB
Molor 10 tahun, biaya konstruksi tol Desari naik


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Masalah pertanahan telah menunda pembangunan proyek Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Hingga 2016, lahan yang dibebaskan untuk proyek ini belum mencapai 100 persen.

Padahal, proyek ini sudah diprogramkan sejak 2006. Akibatnya, ongkos konstruksi pun terus membengkak. 

Per 2014 lalu saja, Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) memberi suntikan bantuan land caping atau pembebasan lahan sebesar Rp 2 triliun untuk dua seksi.

Suntikan dana land caping tersebut diberikan setelah dana talangan pemerintah melalui badan layanan umum (BLU) Rp 380 miliar yang turun pada 2011 habis. 

Itu baru dana pembebasan lahannya, belum lagi ongkos konstruksi yang dihitung mengikuti kenaikan inflasi per tahun.

"Tanda tangan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dari 2006, berarti sudah 10 tahun. Rancangan bisnis (business plan), sudah amburadul. Nilai konstruksi tiap tahun naik karena inflasi. Kami terpaksa harus menghitung kebutuhan dana kembali," ungkap Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Tri Agus Riyanto di di lokasi proyek, Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2016).

Dengan penandatanganan jalan tol pada 2006, seharusnya jalan tol sudah beroperasi pada 2009. Karena tertunda, nilai investasi menjadi tidak jelas.

Ia mengatakan, pada konsesi 2011 memang ada perubahan perjanjian, yaitu saat menjelang operasi, nilai investasi akan dihitung kembali.

Dalam kurun waktu 10 tahun, pembebasan lahan yang sudah selesai baru 90 persen. Dalam rentang waktu tersebut, Tri mengakui pembebasan lahan juga sempat terhenti beberapa saat, karena pemerintah memikirkan dana dan peraturannya.

Pengadaan dana ini berasal dari pemerintah, baik Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau anggaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah.

Meskipun pengerjaan tol ini memang sangat lambat, namun jika kelak beroperasi akan mengurai kemacetan. Pasalnya, beban jalan non-tol di Antasari sudah sangat besar. Setiap sore jalan ini dipenuhi mobil.

Tol Desari ini bisa menghubungkan pengendara dari Antasari langsung ke Sawangan atau sebaliknya.

Tol ini dirancang sepanjang 12,1 kilometer dengan lebar jalur 3,5 meter. Pembangunan ini meliputi Cilandak Timur, Cilandak Barat, Pondok Labu, Ciganjur, Cipedak, Pangkalan Jati Baru, Gandul, Krukut, Grogol, dan Rangkapan Jaya. 

Total lahan yang diperlukan untuk ruas tol ini adalah seluas 109 hektar. (Penulis: Arimbi Ramadhiani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×