Reporter: Adisti Dini Indreswari, Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kontroversi soal kebijakan pembatasan impor jagung yang ditetapkan Kementerian Pertanian (Kemtan) tahun ini bakal berlanjut ke tahun depan. Rencananya, tak hanya sekedar membatasi impor jagung, tahun depan, Kemtan akan menutup penuh keran impor jagung.
Kebijakan ini diambil karena mempertimbangkan produksi jagung lokal telah mencukupi kebutuhan perusahaan pakan ternak selaku importir tetap jagung selama ini. Rencana ini juga telah disampaikan kepada pengurus Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) pada pertemuan hari Senin (23/5) lalu.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, saat ini, impor jagung telah ditekan lebih dari 50% dibandingkan tahun 2015 lalu. Bila tahun lalu impor jagung mencapai 3,1 juta ton, maka pada tahun 2016 ini tinggal 1 juta ton.
Bahkan, sampai bulan Mei tahun ini, realisasi impor jagung baru mencapai 700.000 ton dan didatangkan lewat Perum Bulog. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda dari Kemtan untuk merekomendasikan sisa kuota impor sebanyak 300.000 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pakan ternak ini, Amran meminta agar pengusaha menyerap jagung petani yang akan panen pada semester dua tahun ini. "Bulan Agustus sampai September akan terjadi puncak panen jagung lagi," ujar Amran, Selasa (24/5).
Meski sudah diputuskan saat ini, tapi Amran bilang, penutupan impor jagung untuk tahun depan akan memperhatikan stok dan kondisi jagung dalam negeri pada akhir tahun. Namun, jika melihat pasokan jagung lokal, dia optimistis impor jagung 0% di tahun depan bisa terlaksana.
Belum satu suara
Sekretaris Jenderal GPMT Desianto Budi Utomo mengakui bahwa pertemuan institusinya dengan Amran adalah untuk menyepakati target impor jagung 0% di tahun 2017 dan mendukung swasembada jagung.
"Kami ingin membantu petani. Jika petani untung, nanti petani bisa punya daya beli dan juga akan mendukung peningkatan konsumsi protein hewani," ujar Desianto.
Meski GPMT mendukung, tapi Senior Vice President PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Budiarto Soebijanto mengaku, produsen pakan ternak belum satu suara terkait dukungan agar Kemtan menyetop impor jagung tahun depan.
"Kami tidak tahu bahwa GPMT mendukung kebijakan ini karena saya belum menerima tanggapan Menteri Pertanian seperti apa," ujarnya saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, Budiarto mengkritisi soal kualitas jagung produksi lokal yang disebutnya di luar standar yang ditetapkan dan dibutuhkan oleh perusahaan pakan ternak. Sebagai gambaran, jagung lokal memiliki kadar air sekitar 30%-35%, sedangkan standar jagung untuk pakan di Japfa hanya sekitar 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News