Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center merupakan pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis. Namun masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, dimana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.
PT Multipolar Technology Tbk (MLPL) mengangkat isu ini melalui seminar bertema “Start Your Automation Journey Now!". Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami oleh Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasi aplikasi kritikal. Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.
Baca Juga: Multipolar technology dorong transformasi digital dengan cognitive collaboration
Dalam kesempatan ini, Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix, yang mengintegrasikan beberapa layanan data center seperti server, storage, network dan virtualisasi dengan proses implementasi hanya dalam hitungan menit.
“Bank BPD Bali memilih solusi HCI dari Nutanix karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center-nya dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali dalam keterangan resminya, Selasa (24/9).
Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo ini, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana, yang juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.
Baca Juga: Demi pekerja mobile, Multipolar Technology sajikan solusi VMware Workspace ONE
“Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo oleh Bank BPD Bali ini mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology dalam keterangan persnya.
Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News