Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Sanny Cicilia
CIKAMPEK. Cuaca kemarau basah membawa berkah bagi PT Syngenta Indonesia. Pasalnya, perusahaan benih tanaman dan obat hama ini menargetkan total pertumbuhan penjualan benih dapat mencapai 12% sampai 14% pada Semester II tahun 2016.
" Di semester dua, petani mulai banyak yang menanam," kata Parveen Kathuria di Riset and Developmet Center Cikampek, Selasa (4/10). Sayangnya, Parveen enggan menyebutkan penjualan benih semester II tahun 2015 lalu.
Midzon Johannis Head of Corporate Affair Syngenta Indonesia menambakan, cuaca kemarau basah cocok untuk para petani memulai tahap tanam.
Sebelumnya, pada semester I tahun ini pertumbuhan penjualan benih hanya satu digit. Hal ini disebabkan karena dampak Badai El Nino. Mereka mengklaim merangkul pangsa pasar 14% - 15% di Indonesia atau menjadi pemain ketiga terbesar untuk kalangan produsen benih dan pelindung tanaman.
Sepanjang tahun ini perusahaan memproduksi dua jenis benih baru yaitu NK 6172 (benih tahan penyakit bulai) dan NK 7328 (benih hasil tinggi). Keduanya kini sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia. Sehingga, total jenis benih yang dihasilkan perusahaan ada delapan.
Lainnya, PT Syngenta Indonesia juga memproduksi dua jenis corp protection baru yaitu Armure (untuk fungisida) dan voliam targo (untuk insectisida). Sampai sekarang total jenis corp protection yang dihasilkan perusahaan ada 52 jenis. Kebanyakan hasil produksi dipasarkan ke wilayah Jawa dan Sumatera.
Untuk tahun depan, perusahaan bakal kembali merilis jenis benih dan pelindung tanaman baru. Sayangnya Parveen kembali enggan menjelaskan lebih detil.
Sekedar informasi tiap tahun, Syngenta menginvestasikan sekitar US$ 1,43 millar untuk melakukan riset dan developmet diseluruh cabangnya di dunia. Untuk Indonesia saja, tiap tahunnya perusahaan menganggarkan dana sebesar Rp 50 miliar..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News