Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Nasib kerjasama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan raksasa baja asal Korea Selatan Pohang Iron Steel and Company (POSCO) akan ditentukan akhir bulan ini. Kedua belah pihak akan melakukan pertemuan resmi di Korea Selatan pada penghujung Juni 2013.
Manajemen Posco yang enggan disebut identitasnya mengatakan, pihaknya sedang mencari waktu yang tepat untuk membahas hal tersebut dengan pihak Krakatau Steel. Sebelum pertemuan ini, keduanya membentuk tim khusus untuk mencari solusi terbaik.
Sehingga, pada saat pertemuan nanti, sudah ada poin-poin mengikat yang menguntungkan keduabelah pihak. "Semoga, Juli (2013) sudah ada keputusan mengenai hal ini," ujar sumber itu kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Retaknya rumah tangga KRAS dan Posco bermula dari rencana kerjasama Krakatau Steel dengan perusahaan asal Jepang, Nippon Steel & Summitomo Metal Corporation.Kedua perusahaan membentuk anak usaha bernama PT Krakatau Nippon Summitomo Steel. Pabrik ini akan memproduksi baja untuk memenuhi kebutuhan otomotif yang saat ini masih impor.
Nah, Posco menganggap KRAS telah main belakang. Sumber KONTAN itu menjelaskan, dalam klausul kerjasama Krakatau-Posco diatur mengenai tata tertib terkait pengembangan bisnis yang berpotensi menjadi saingan perusahaan patungan keduanya, PT Krakatau Posco.
Krakatau Posco fokus pada pengembangan bisnis baja karbon (carbon steel). "Turunan carbon steel ini antara lain CRC ( Cold Rolled Coil) smapai galvonite yang merupakan produk Krakatau Nippon," kata dia.
Jadi, lanjut si sumber, jika salah satu pihak ingin ekspansi ke bisnis-bisnis tersebut, maka ia harus meminta izin kepada mitranya. Terkait hal ini, pihak Krakatau Steel masih bungkam. "Kami belum bisa berikan update nya," kata Irvan Kamal Hakim, Direktur Utama Krakatau Steel.
Yang jelas, saat ini, KRAS menunda pembicaraan bisnis lebih lanjut dengan Nippon Steel. Krakatau Posco yang dibentuk pada Agustus 2010 lalu, tengah menyelesaikan pembangunan tahap pertama Pabrik Baja Terpadu di Cilegon, Jawa Barat.
Secara komposisi, KRAS memiliki 30% saham dan 70% dikempit Posco. Hingga kini, pembangunan pabrik telah mencapai 90% dan direncanakan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2014.
Pertengahan bulan ini, Krakatau Posco mulai mengoperasikan coke oven plant, yaitu fasilitas pemrosesan batubara jenis coking coal untuk menjadi kokas alias coke sebagai sumber energi untuk melebur besi cair di pabrik blast furnace maupun di sintering plant.
Perusahaan mengeluarkan investasi sebesar US$ 357 juta untuk mendirikan coke oven plant yang mampu menghasilkan 1,3 juta kokas per tahun ini. Krakatau Posco memiliki beberapa anak perusahaan, seperti PT Krakatau Posco Chemtech Calcination dan PT Krakatau Posco Power untuk mendukung produksi perusahaan patungan ini. Pabrik ini juga bakal menghasilkan 3 juta ton slab dan pelat baja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News