kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nestle minta BT Cocoa memasok bubuk cokelat


Jumat, 02 Agustus 2013 / 09:21 WIB
Nestle minta BT Cocoa memasok bubuk cokelat
ILUSTRASI. Botol susu bayi (dok/The Conversation)


Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

TANGERANG. PT Nestle Indonesia gandeng PT Bumitangerang Mesindotama pemilik merek BT Cocoa untuk kembangkan budidayaan tanaman kakao yang berkelanjutan di Mamuju Sulawesi Barat. Biji kakao yang dihasilkan oleh petani setempat akan diolah ke Bumitangerang untuk diproses menjadi bubuk cokelat kemudian di pasarkan ke Nestle.


Buat Nestle, bubuk cokelat tersebut akan dipergunakan untuk bahan baku minuman Milo. "Tahun ini kebutuhan bubuk cokelat Nestle untuk Milo sekitar 2.000 ton-3.000 ton," kata Wisman Djaja, Supply Chain Director Nestle Indonesia, Kamis (1/8).


Pabrik untuk mengolah bubuk cokelat menjadi Milo tersebut masih dalam tahap uji coba mesin (commisioning). Ditargetkan, pabrik baru akan beroperasi pada Oktober.

Melalui program Nestle Cocoa Plan, saat ini luas lahan yang perkebunan kakao rakyat yang dikembangkan dengan cara budidaya berkelanjutan mencapai 3.000 hektar (ha). Bahkan, hingga tahun 2015 mendatang ditargetkan luas areal budidaya berkelanjutan ditargetkan mencapai 10.000 ha.


Dalam program Cocoa Plant tersebut, Nestle menggelontorkan dana sekitar Rp 10 miliar. Dana tersebut digunakan untuk melakukan penyuluhan ke petani kakao agar volume produksi mereka dapat ditingkatkan. Melalui pelatihan dan pemberian teknik budidaya tersebut, produksi kakao yang dihasilkan mencapai 500 kg-1 ton per ha/tahun.


Alasan Nestle memilih Bumitangerang karena perusahaan tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sebagai perusahaan pengolah biji kakao terbesar di Indonesia, kualitas produksi Bumitangerang terjamin.


"Bahan baku yang digunakan oleh Nestle memiliki standar yang tinggi, oleh sebab itu program ini sangat penting," kata Wisman.
Piter Jasman, Presiden Komisaris Bumitangerang mengatakan, pihaknya sangat mendukung program yang dilakukan oleh Nestle ini. "Kita harapkan dengan kegiatan ini produksi kakao dalam negeri semakin meningkat," kata Piter.


Catatan saja, tahun ini kebutuhan biji kakao Bumitangerang mencapai 90.000 ton. Produk turunan biji kakao yang diproduksi tersebut antara lain cocoa powder dan cocoa butter. Dari jumlah produksinya, sebanyak 50% dipasarkan ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×