kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nestle perluas pabrik, Menteri Airlangga dorong peningkatan konsumsi susu


Rabu, 31 Juli 2019 / 16:37 WIB
Nestle perluas pabrik, Menteri Airlangga dorong peningkatan konsumsi susu


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena didukung sumber daya alam yang melimpah dan permintaan domestik yang besar. Hal ini membuat PT Nestle Indonesia berekspansi.

Ekspansi yang dilakukan oleh PT Nestlé Indonesia itu mencakup tiga pabriknya yang berlokasi di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung. Total nilai investasi yang digelontorkan mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Pada acara Peletakan Batu Pertama Perluasan Pabrik PT Nestlé Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa investasi baru dari Nestle Indonesia menunjukkan bahwa optimisme dan kepercayaan dari para investor terhadap peluang di Indonesia masih besar. Apalagi didukung dengan iklim usaha yang kondusif.

Di pabrik Karawang, PT Nestlé Indonesia memproduksi minuman cair (Milo), kemudian di pabrik Pasuruan untuk produk susu cair (Bear Brand), dan di pabrik Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi).

Baca Juga: Perluas pabrik, Nestle indonesia investasikan Rp 1,4 triliun

Peningkatan investasi ini menambah total kapasitas produksi PT Nestlé Indonesia, dari 620.000 ton per tahun menjadi 775.000 ton per tahun atau naik 25%.

“Kami mengapresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan PT Nestlé Indonesia dalam mendukung perkembangan industri makanan dan minuman di Tanah Air, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” papar Airlangga dalam keterangan pers, Rabu (31/7).

Menperin menyampaikan, pihaknya terus mendorong peningkatan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia, yang masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun. “Potensi pertumbuhan industri pengolahan susu di Indonesia masih sangat tinggi,” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurutnya, perluasan dan peningkatan produksi PT Nestlé Indonesia merupakan langkah yang tepat dalam memenuhi kebutuhan produk olahan susu maupun bumbu masak instan bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Nestle dan Fonterra memompa penjualan susu di Amerika

“Apalagi, kami mengetahui dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan selama lebih dari 40 tahun dengan kurang lebih sebanyak 50.000 peternak sapi perah, petani kopi, kakao, dan beras dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bahan baku. Pemerintah mengapresiasi business model ini dan akan menggunakan model Nestle untuk pengembangan peternak di Indonesia,” tuturnya

Menperin berharap agar upaya kemitraan tersebut, terutama untuk kemitraan dengan peternak sapi perah dapat terus ditingkatkan sehingga impor bahan baku untuk industri pengolahan susu dapat semakin menurun.

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon mengatakan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia semakin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen terhadap produk-produk makanan dan minuman yang bergizi dan berkualitas tinggi.

Baca Juga: Nestle masuki pembicaraan penjualan unit kesehatan kulit ke EQT, ADIA

“Memberikan produk bernilai tambah merupakan salah satu wujud upaya kami untuk meningkatkan kualitas hidup dan terus berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat bagi masyarakat Indonesia,” sebutnya.

Dharnesh menambahkan, perluasan pabrik merupakan bentuk nyata dari komitmen Nestle Indonesia untuk menciptakan manfaat bersama, tidak hanya melalui produk yang berkualitas tinggi dan bernutrisi, tetapi sekaligus memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat secara luas melalui semua kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan.

“Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami, dan juga kualitas produksi, yang selaras dengan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat,” paparnya.

Baca Juga: Tak mau kalah dari Burger King, Nestle siapkan burger untuk vegetarian

Kementerian Perindustrian mencatat, pada triwulan I tahun 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77% atau di atas pertumbuhan ekonomi yang menyentuh di angka 5,07%. Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 35,58% terhadap PDB industri nonmigas.

Selanjutnya, industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signifikan terhadap peningkatan nilai investasi sebesar US$ 383 juta (PMA) dan Rp 8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×