kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nielsen: Meski Krisis, Sektor Ritel Indonesia Masih Kuat


Selasa, 16 Juni 2009 / 13:01 WIB
Nielsen: Meski Krisis, Sektor Ritel Indonesia Masih Kuat


Reporter: Epung Saepudin | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rupanya sektor ritel masih bisa bertahan di tengah ancaman krisis. Bahkan, sektor ritel masih mencatatkan pertumbuhan meski kecil.

Survei Nielsen yang dilakukan terhadap 2.800 rumah tangga di urban dan 1.600 rumah tangga di rural menunjukkan, rata-rata volume pengeluaran konsumen yang tinggal di perkotaan meningkat.

"Modern trade mengalami kunjungan paling besar. Terjadi kenaikan 9,3% dibanding tahun lalu pada pengeluaran belanja per kunjungan dan 4,5% pada volume per kunjungan," ujar Teguh Yunanto, Direktur Pengukuran Sektor Ritel Nielsen.

Selain itu, beberapa kategori barang konsumen seperti sampo, deterjen bubuk, diapers bayi, kosmetik perawatan kulit tetap tumbuh di pasar modern. Adapun permintaan susu bubuk di minimarket tumbuh 34,8%. Sementara mi instan tumbuh 53,4%. "Hanya minyak goreng bermerek yang menunjukkan tanda-tanda menurun. Penyebabnya karena ada pergeseran konsumsi dari minyak bermerek ke tidak bermerek," imbuh Teguh.

Nielsen menambahkan, krisis membuat adanya pergeseran perilaku konsumen. Antara lain, beralih ke merek yang lebih murah. “Ada konsumen yang mengurangi konsumsi mereka hingga mengubah perilaku memasak," kata Teguh. Meski begitu, Nielsen memperkirakan, pasar ritel Indonesia masih baik meski dihantam krisis ekonomi.

Nielsen melakukan pengumpulan data terhadap kebutuhan pokok rumah tangga di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan dan luar Jawa dan membandingkan secara tahunan (year on year). Nielsen melakukan riset ini dalam kurun waktu Januari hingga April 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×