Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) mencatatkan rapor merah dari sisi bottomline sepanjang 2018 kemarin. Manajemen mengakui fluktuasi kurs di tahun kemarin mengakibatkan perolehan keuntungan terkikis.
Mengutip laporan keuangan periode 2018, NIKL membukukan pendapatan sebesar US$ 163,13 juta atau naik 7% year on year (yoy).
Ardhiman T.A, Direktur Utama NIKL mengatakan, secara fundamental perusahaan memperlihatkan angka yang sangat baik. "Namun ada faktor kurs terhadap dolar AS, ini di luar kendali. Kerugian kurs yang kami bukukan pun mencapai US$ 2,28 juta," ungkapnya saat public expose NIKL berlangsung, Selasa (26/3).
Selain itu, manajemen beralasan, meski pembukuan dalam dolar AS, dikarenakan regulasi Bank Indonesia mewajibkan transaksi dalam negeri berupa rupiah sehingga cadangan dana yang dimiliki perusahaan semuanya dalam bentuk rupiah.
Adapun berkaca pada pendapatan NIKL tahun kemarin, perseroan ditopang oleh penjualan tinplate dalam bentuk gulungan (coil) yang naik 15% yoy menjadi US$ 100,37 juta di akhir 2018. Lalu untuk segmen penjualan tinplate dalam bentuk lembaran (sheet) menyumbang sebesar US$ 62,75 juta atau turun 3,3% yoy.
Beban pokok pendapatan juga ikut naik 9% yoy menjadi US$ 154,76 juta. NIKL juga mencatatkan rugi kurs sebesar US$ 2,34 juta di 2018 dari US$ 121.510 pada akhir 2017. Alhasil kerugian NIKL membengkak menjadi US$ 1,53 juta pada 2018 dari US$ 1,35 juta di akhir 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News