kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.704   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.123   23,91   0,30%
  • KOMPAS100 1.123   -0,15   -0,01%
  • LQ45 802   -0,17   -0,02%
  • ISSI 282   -0,15   -0,05%
  • IDX30 421   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 479   -0,99   -0,21%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 134   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 132   -0,41   -0,31%

Nilai ekspor karet melar hingga 74,9%


Jumat, 05 Agustus 2011 / 09:28 WIB
Nilai ekspor karet melar hingga 74,9%
ILUSTRASI. Slamet Hadi Priyanto


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kinerja ekspor komoditas pertanian dan perkebunan cukup menggembirakan di semester I-2011 ini. Lihat saja, selama Januari-Juni 2011, ekspor karet mencapai 1,72 juta ton tumbuh 21,65% dari periode sama tahun 2010.

Bukan hanya volume, nilai ekspor karet juga melambung. Nilai ekspor karet meroket 74,9% menjadi US$ 7,59 miliar. Padahal, pada semester I-2010, nilai ekspor karet hanya US$ 4,3 miliar. "Kinerja ekspor karet tahun ini sangat menggembirakan," ungkap Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), Kamis (4/8).

Berkah karet tersebut juga dinikmati petani karet. Soalnya, selama semester I 2011, harga karet di pasar lokal juga mencapai Rp 44.000 per kilogram (kg), tumbuh 50% dari semester I 2010. Maka, kocek petani karet pun tahun ini semakin tebal.

Suharto bilang, tahun ini, produksi karet memang meningkat. Soalnya, kondisi cuaca tahun ini cukup baik. Curah hujan jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. "Awal tahun curah hujan masih tinggi, tapi belakangan sudah jauh berkurang sehingga petani bisa menyadap karet setiap hari," jelas Suharto.

Permintaan karet di pasar internasional juga semakin besar. Hampir semua negara meningkatkan pembelian karet, kecuali Jepang yang menurun karena bencana gempa bumi dan tsunami 11 Maret lalu meredupkan industri otomotif di Negeri Sakura itu.

Melampaui target

Sesuai hukum pasar, saat permintaan meningkat, harga barang biasanya ikut naik. "India paling mencolok presentasi peningkatannya namun dari sisi volume ekspor, China tetap yang lebih besar," kata Suharto tanpa merinci.

Gapkindo optimistis, produksi dan ekspor karet yang membaik tersebut akan terus berlanjut. Menurut Suharto, produksi karet bakal semakin besar seiring laju pertambahan areal perkebunan (lihat tabel). Bahkan, Gapkindo, memperkirakan target produksi karet yang dipatok Kementrian Pertanian bisa terlampaui.

Suharto merinci, perkebunan karet milik rakyat pada tahun ini seluas 2,935 juta hektare (ha) dan bisa memproduksi 2,43 juta ton. Kemudian, perkebunan besar milik pemerintah seluas 239.000 menghasilkan 260.000 ton. Sementara, perkebunan milik swasta seluas 274.000 mencetak karet 276.000 ton. "Hingga akhir tahun, produksi karet nasional sebesar 2,97 juta ton," tandas Suharto.

Dari sisi ekspor, Gapkindo menghitung, volumenya juga terus meningkat. Kebutuhan negara-negara tujuan ekspor karet, seperti China dan India masih terus meningkat. Kemudian, karet Indonesia juga bakal mendapat tambahan permintaan dari Jepang.

Hal itu karena, industri otomotif Jepang pada semester II 2011 sudah mulai pulih. Artinya, kebutuhan karet untuk ban kendaraan bermotor juga makin besar.

Pandangan yang sedikit berbeda datang dari Mari Elka Pangestu, Menteri Perdagangan. Ia menyatakan, harga karet akan tetap menguntungkan. Namun, "Tampaknya belum akan ada lonjakan harga komoditas. Jadi harga karet tetap stabil di semester ini," jelas Mari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×