kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Nilai tukar jeblok, otomotif kian terperosok


Kamis, 05 Maret 2015 / 15:44 WIB
Nilai tukar jeblok, otomotif kian terperosok
ILUSTRASI. Gejala rematik.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Terus melemahnya nilai tukar rupiah yang hari ini tembus diatas Rp 13.000 terhadap dollar membuat industri otomotif harus berhitung ulang. Pasalnya, banyak komponen yang masih berasal dari impor.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi, mengatakan saat ini pihaknya tengah mengkaji seberapa besar dampaknya. Namun logikanya, beban biaya produksi produsen otomotif akan meningkat.

"Memang akan berdampak, terutama ke komponen yang impor," ujar Sudirman pada Kamis (5/3).

Menurutnya, saat ini masih banyak mobil yang sangat bergantung pada komponen impor. Namun untuk mobil jenis Multi Purpose Vehicles (MPV), komponen impornya hanya sekitar 20% alias sebagian besar sudah menggunakan kandungan dalam negerinya. Begitu pun dengan jenis Sport Utility Vehicles (SUV) yang rata-rata kandungan lokalnya sudah mencapai 80%.

Maka, di luar varian-varian tersebut, komponennya masih mengandalkan impor.

Yang jelas, melemahnya nilai tukar ini bakal membuat penjualan industri otomotif makin merosot, terutama jika produsen menaikkan harga jual produknya. Pada Februari kemarin saja, penjualan mobil diperkirakan turun 5-6% dari Januari yang sekitar 90.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×