Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan properti PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp 1 triliun sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Pencapaian ini setara 30,3% dari target kontrak Rp 3,3 triliun di 2017.
Dengan pencapaian kontrak anyar tersebut maka total kontrak yang dihadapi NRCA saat ini mencapai Rp 4,5 triliun, di mana Rp 3,5 triliun merupakan carry over tahun 2016.
Hadi Winarto Christianto, Direktur utama NRCA mengatakan, kontrak yang didapat sampai April merupakan proyek gedung milik swasta. Perusahaan belum berhasil mendapatkan proyek-proyek infrastruktur meskipun sudah mencoba bersaing di beberapa tender.
NRCA optimistis bisa mencapai target yang sudah mereka tetapkan tahun ini. Pasalnya perusahaan yakin sektor properti akan terus membaik setelah program tax amnesty berakhir. Program pengampunan pajak ini berhasil membawa sebagian dana Wajib Pajak dari luar negeri.
"Proyek properti masih akan berkontribusi besar ke target kita. Memang saat ini dampak dari tax amnesty belum besar ke sektor ini tapi kita yakin ke depan dampaknya akan semakin besar," kata Hadi di Jakarta, Jumat (5/5).
Meskipun masih fokus membidik proyek gedung, NRCA juga masih mengincar proyek infrastruktur yang memiliki skala kecil. Hadi bilang, saat ini pihaknya sedang membidik dua proyek infrastruktur milik swasta.
Proyek-proyek yang didapat NRCA selama empat bulan pertama tahun ini antara lain stasiun Cisauk BSD, Yogya Sumber Sari Juction Bandun, Mason Pine Hotel Padalarang, Carestar Medan, Synhesis Aparmen Kemang, Hotel Solis Ubud Bali, Hotel dan showroom Sirkandi Surabaya serta Apsara tower the kahyangan Solo Baru.
Tahun ini, NRCA membidik pendapatan Rp 2,9 triliun dan laba bersih Rp 170 miliar. Sementara kuartal I 2017, pendapatan perusahaan turun 27,8% menjadi Rp 495 miliar dari Rp 686 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersihnya turun 31% menjadi Rp 20,7 miliar.
Menurut Hadi, penurunan kinerja ini lantaran perolehan kontrak baru di tahun lalu todak terlalu gemilang. Pasalnya, sektor properti mengalami perlambatan sementara NRCA belum berhasil mendapatkan kontrak dari proyek yang sedang booming yakni sektor infrastruktur.
"Tahun lalu kontrak baru yang kita dapat hanya Rp 2,8 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp 3,02 triliun, " jelas Hadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News