Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk mulai mengerem bisnis inti yang dilakoninya sejak tujuh tahun silam, yaitu di sektor jalan tol. Sebagai gantinya, anak usaha Rajawali Corpora ini mulai merambah bisnis energi, pelabuhan dan air bersih.
Managing Director Nusantara Infrastructure Bernardus Djonoputro enggan membeberkan alasan perusahaan mengalihkan fokus bisnis. Dia hanya bilang, untuk tahun ini, tidak berminat pada tawaran proyek jalan tol yang masuk. Namun, dia tak menampik, perusahaan akan kembali masuk ke proyek tol, jika tahun depan ada tawaran proyek yang menarik.
Nah, untuk terjun ke bisnis baru di sektor energi, perusahaan berkode saham META ini sedang mencari peluang di industri pembangkit listrik minihidro. "Saat ini sudah mulai due diligence proyek di beberapa daerah," ungkap Bernardus, Kamis (6/9).
Sebagian proyek minihidro yang akan digarap adalah milik pemerintah daerah dan swasta, sebagian lagi dikerjakan atas inisiatif META. Nantinya, listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Namun, Bernardus belum bersedia menyebutkan jumlah proyek minihidro yang akan digarap, termasuk investasi yang disiapkan. Dia berdalih, proyek-proyek tersebut baru bisa dimulai tahun depan.
Walaupun mulai merambah bisnis energi, namun META belum tertarik untuk mengerjakan proyek pembangkit listrik jenis lainnya. Sejatinya, Minihidro hanya bisa menghasilkan energi kecil, berkisar 13 Kwh-20 Kwh. Nilai investasinya juga lebih mini.
Bisnis air & pelabuhan
Selain bisnis energi, Nusantara Infrastructure juga sudah masuk ke bisnis pelabuhan sejak April tahun ini. Lini bisnis baru dijalankan setelah perseroan mengakusisi PT Inti Sentosa Alam Bahtera (ISAB). Saat ini, META baru mengempit 39% sahamnya, namun sudah ada rencana menambah porsi saham.
Sekedar gambaran, Inti Sentosa adalah pengelola Pelabuhan Panjang di Lampung. Pelabuhan tersebut memiliki dermaga sepanjang 300 meter, dan gudang berkapasitas 60.000 metrik ton (MT) kargo curah kering dan 40.000 MT bags. Pelabuhan itu disebut-sebut menjadi basis penting bagi arus komoditas yang berasal dari Kalimantan.
Di Pelabuhan Panjang, Nusantara Infrastructure mengambil peran sebagai investor sekaligus operator.
Sedangkan di bisnis air bersih, Nusantara Infrastructure sudah lolos pra kualifikasi dua proyek penyediaan air bersih di Maros dan Bandar Lampung. Keduanya akan dijalankan dengan skema public private partnership (PPP).
Menurut Bernardus, tahun depan, ketiga lini bisnis baru itu akan mendapat porsi pengembangan yang sama. Sebagai perbandingan, saat ini 80%-85% pendapatan Nusantara Infrastructure masih ditopang dari sektor jalan tol, dan sisanya dari bisnis pelabuhan.
Saat ini, ada empat ruas tol yang dioperasikan META, yaitu Bintaro-Serpong, Pelabuhan Makassar, Seksi 4 Makassar, serta JORR W1 Kebon Jeruk-Penjaringan.
Pada semester pertama tahun ini, kinerja META cukup menggembirakan. Dalam enam bulan di 2012, perusahaan telah menorehkan pendapatan Rp 132,16 miliar, atau naik 24% dibanding periode yang sama tahun lalu. Perseroan pun berhasil meraih laba Rp 19 miliar. Padahal, di paro pertama 2011, masih merugi sebesar Rp 25,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News