Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Kondisi itu terlihat dari lalu lintas harian di jalan tol META yang meningkat 17,3% secara year on year di semester pertama. "Tren recovery berjalan sesuai proyeksi manajemen. Perusahaan berharap tren recovery ini terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga dapat meminimalisir variance terhadap RKAP," ungkap Deden.
Adapun, pendapatan konstruksi mengalami penurunan dan hanya pencatatan akuntansi seiring dengan penyelesaian kedua proyek META. Yakni Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung di Sumatera Utara.
"Sedangkan laba bersih menurun karena peningkatan beban bunga akibat kedua proyek tersebut telah beroperasi dan sesuai dengan project life cycle (early operation stage). Selain itu, terdapat non-recurring expenses (one time off)," terang Deden.
Mengenai belanja modal (capex), pada semester pertama META sudah merealisasikan sekitar Rp 208 miliar. Sebagian besar digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol Pettarani dan PLTA Lau Gunung. Deden belum merinci proyeksi capex META hingga tutup tahun nanti, lantaran masih menunggu tiga proyek yang akan digarap BSD.
"Perusahaan siap untuk segera memulai proyek BSD setelah mendapatkan persetujuan dari various stakeholders dan skema proyek yang matang," pungkas Deden.
Selanjutnya: Sempat merugi, FKS Food Sejahtera (AISA) raup laba Rp 14,25 miliar di semester I 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News