kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Olah Sendiri, Chandra Asri Pangkas Ekspor Mixed C4


Rabu, 01 Januari 2014 / 18:30 WIB
Olah Sendiri, Chandra Asri Pangkas Ekspor Mixed C4
ILUSTRASI. Seporsi Makaroni Bakar Kornet Keju (dok/Mueler's Pasta)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Produsen petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk berniat untuk mengurangi ekspor produk mixed C4 secara bertahap. Strategi ini sejalan dengan rencana perusahaan yang akan mulai mengoperasikan pabrik butadiene milik anak usahanya, yakni PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), pada awal tahun 2014.

Suryandi, Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menuturkan, selama ini, produk mixed C4 milik perusahaan dijual ke pasar ekspor. Dengan beroperasinya pabrik butadiene, "Nanti mixed C4 akan diserap oleh PT PT PBI sebagai bahan baku," katanya, belum lama ini.

Menurut Suryandi, saat ini, kapasitas produksi mixed C4 Chandra Asri mencapai 220.000 ton per tahun. Nah, dengan mengolah produksi mixed C4 menjadi butadiene, perusahaan ini berharap bisa meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkannya.

Catatan saja, pabrik PBI yang berlokasi di Cilegon mulai dibangun pada tahun 2011. Chandra Asri menggelontorkan investasi hingga US$ 150 juta untuk membangun pabrik butadiene ini.

Saat ini, Suryandi bilang, proses pembangunan konstruksi pabrik sudah rampung, sehingga setelah memasang mesin-mesin, pabrik tersebut bisa segera beroperasi secara komersial. Kelak, pabrik ini akan mampu memproduksi 120.000 ton butadiene per tahun.

Langkah hilirisasi produksi Chandra Asri dan anak usahanya terus dilakukan. Melalui PT PBI, Chandra Asri juga bekerjasama dengan Compagnie Financiere Michelin untuk memproduksi bahan baku ban mobil.

Produk yang dihasilkan adalah Poly Butadiene Rubber (PBR) dan Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR). Jenis bahan baku ini akan diserap oleh pabrik Michelin di luar negeri untuk memproduksi bahn mobil ramah lingkungan.

Suryandi bilang, Chandra Asri menargetkan pembangunan pabrik hasil joint venture bernama PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) ini bisa dimulai pada awal tahun 2015. Sehingga, "Pada akhir 2016, pembangunan pabrik sudah bisa selesai," ujarnya.

Pabrik yang juga akan berlokasi di Cilegon tersebut akan menelan investasi sebesar US$ 435 juta. Michelin akan menggenggam 55% saham, dan sisanya dimiliki oleh PT PBI.

Pada 2014, Chandra Asri juga berencana untuk menambah kapasitas naphta crackernya. Pada kuartal IV-2015, kapasitas naphta cracker Chandra Asri ditargetkan naik 43% menjadi 860.000 ton per tahun dengan kebutuhan investasi US$ 380 juta.

Suryandi yakin, penambahan kapasitas naphta cracker membuat potensi bisnis perusahaan makin cerah. Pasalnya, kebutuhan produk petrokimia di pasar domestik tetap tumbuh, sementara pasokan masih kurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×