kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OPEC kembali memangkas produksi, ICP Desember naik jadi US$ 67,18 per barel


Rabu, 08 Januari 2020 / 15:07 WIB
OPEC kembali memangkas produksi, ICP Desember naik jadi US$ 67,18 per barel
ILUSTRASI. Ilustrasi harga ICP.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Crude Price (ICP) Desember 2019 mencapai US$ 67,18 per barel atau naik US$ 3,92 per barel dari US$ 63,26 per barel pada November 2019 akibat kesepakatan negara-negara OPEC.

Kesepakatan tersebut meliputi perpanjangan periode pemangkasan produksi dan menambah besaran pemangkasan produksi sebesar 500.000 barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.

Kesepakatan ini turut mendorong peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional selama bulan Desember 2019.

Baca Juga: Kemenkeu pantau dampak volatilitas harga minyak dunia ke APBN pasca AS-Iran memanas

Tim Harga Minyak Indonesia  melaporkan, kenaikan juga dialami ICP SLC yang mencapai US$ 67,61 per barel atau naik US$ 3,97 per barel dari US$ 63,64 per barel.

Selain kesepakatan OPEC, kenaikan harga minyak utama di pasar internasional juga disebabkan oleh respons positif pasar atas tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS) - China Tahap 1 yang meningkatkan harapan pasar pada perbaikan pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak mentah global.

Tim Harga Minyak Indonesia mengungkapkan, kebijakan Federal Reserve AS untuk tidak mengubah tingkat suku bunga sehubungan dengan prospek ekonomi yang dinilai menguntungkan juga dinilai sebagai penyebab.

Pasar juga memberikan respons positif atas melemahnya nilai tukar dollar AS terhadap euro dan poundsterling sehingga mendorong investor untuk memindahkan investasi di bursa komoditas, serta meningkatnya kebutuhan minyak mentah saat musim dingin dan akhir tahun.

Faktor lain yang meningkatkan harga minyak dunia adalah Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah komersial AS pada bulan Desember 2019 sebesar 5,7 juta barel menjadi sebesar 441,4 juta barel dibandingkan bulan November 2019.

“Hal ini didukung oleh peningkatan pengolahan minyak di sejumlah kilang AS pada akhir tahun karena ketentuan pajak yang mendorong minimalisasi stok penyimpanan minyak mentah,” papar Tim Harga Minyak Indonesia, dikutip Rabu (8/1).

Kenaikan harga minyak juga dipicu oleh publikasi International Energy Agency (IEA) periode Desember 2019 yang melaporkan  bahwa proyeksi permintaan minyak mentah global naik di kuartal IV-2019 sebesar 500.000 barel  per hari dibandingkan  kuartal III-2019 yang dihasilkan dari perbaikan pertumbuhan permintaan minyak mentah negara-negara OECD.

Selain itu, penurunan produksi Iran menjadi sebesar 2,13 juta barel per hari yang merupakan produksi terendah sejak 1988, akibat pengenaan sanksi oleh AS.  Terakhir, penurunan jumlah oil rig AS menjadi 663 rig yang merupakan angka terendah sejak Maret 2017.

Baca Juga: Realisasi PNBP lampaui target walau penerimaan sektor migas seret

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga  dipengaruhi oleh  impor minyak mentah China yang mencapai rekor tertinggi seiring kilang teapot beroperasi secara maksimal untuk menghabiskan kuota impor untuk tahun ini sehingga tahun depan dapat memperoleh tambahan kuota impor.

Selain itu,  pertumbuhan permintaan minyak mentah yang sangat pesat di China sebesar 5,5% per tahun dan India  sebesar 5,1% per tahun, dibandingkan dengan AS yang hanya 0,5% per tahun dalam dekade terakhir.

Maintenance JERA Power Utility Jepang, menyebabkan meningkatnya permintaan bahan bakar minyak di saat musim dingin di Jepang dan peningkatan China Manufacturing Purchase Manager Index (PMI), meningkatkan harapan pasar pada perbaikan pertumbuhan ekonomi China, juga menjadi penyebab kenaikan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik,” jelas Tim Harga Minyak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×