kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Operator seluler terus perluas cakupan wilayah


Minggu, 10 Maret 2019 / 18:03 WIB
Operator seluler terus perluas cakupan wilayah


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Terlepas dari kencangnya sinyal industri operator seluler untuk berkonsolidasi, para pelaku masih tetap fokus melakukan ekspansi demi memperluas pasar.

Adanya aturan registrasi kartu prabayar juga jadi pemicu persaingan di industri telekomunikasi untuk memperoleh pelanggan secara organik. Akibatnya, ekspansi menjadi faktor penting bagi operator seluler untuk meningkatkan jumlah pelanggan.

Tidak dipungkiri bahwa adanya aturan registrasi prabayar membuat pengguna kartu prabayar menjadi lebih loyal kepada operator yang dipakainya sehari-hari. Jika dulu masyarakat bisa gonta-ganti kartu untuk memperoleh paket data lebih murah, kini opsi itu betul-betul ditutup oleh aturan registrasi prabayar Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Belum lagi menurut Surat Edaran Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nomor 01/2018 dan Surat Ketetapan BRTI No. 3/2008 yang terbit pada 21 November 2018 lalu. Adanya surat itu membuat pengguna hanya bisa melakukan registrasi tiga nomor kartu SIM untuk tiap operatornya. Hal ini berimbas pada semakin selektifnya masyarakat untuk memilih operator.

Akibat aturan itu pula, beberapa operator seluler mengalami penurunan jumlah pelanggan. Misalnya, Indosat turun 47,3% menjadi 58 juta pelanggan, Tri turun dari 63 juta di awal 2018 menjadi 37 juta di akhir 2018.

Wakil Presiden Direktur PT Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansah mengatakan, pembatasan maksimal tiga itu justru mempersulit masyarakat. “Dibatasi itu menyulitkan, karena internet of things dan beberapa wearable membutuhkan kartu SIM,” katanya pada Jumat (8/3).

Terlepas dari berbagai aturan, Danny tetap yakin tahun ini Tri bisa meningkatkan jumlah pelanggan. Toh Tri sudah menargetkan untuk membangun 8.000 base transciever station (BTS) 4G tahun ini.

“Kita fokus memberikan value, tidak hanya pricing,” jelasnya. Jumlah itu disebut Danny belum termasuk BTS yang masih direncanakan dibangun menggunakan infrastruktur Palapa Ring. Dengan begitu, total BTS Tri pada akhir tahun 2019 nanti jika rencana itu bisa direalisasikan menjadi sekitar 25.000 BTS 4G.

Kemudian PT Indosat Tbk (ISAT) juga masih berkomitmen untuk meningkatkan jumlah BTS sebanyak 4.300 yang seluruhnya juga sudah 4G. Untuk hal tersebut, Indosat sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 10 triliun. “Jumlah perbedaan enggak jauh antara Jawa dan Luar Jawa. Luar Jawa persentasi lebih besar dibanding Pulau Jawa,” kata Group of Head Corporate Communications Indosat Turina Farouk kepada Kontan.co.id pada Jumat (8/3).

Sementara itu PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyiapkan belanja modal sebesar Rp 7,5 triliun di mana 80% bakal dialokasikan untuk perluasan jaringan. Direktur Jaringan XL Axiata Yessie D Yosetya baru-baru ini mengatakan bahwa pihaknya menargetkan agar pada akhir tahun 2019, 92% jaringan XL Axiata sudah terlayani dengan 4G

. “Khusus Indonesia Timur nunggu Palapa Ring jadi,” jelasnya. Hingga saat ini jumlah BTS XL Axiata mencapai sekitar 118 ribu BTS termasuk lebih dari 81 ribu BTS data (3G & 4G).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×