kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimistis Penjualan Tumbuh Signifikan, Ini Proyek yang Dibidik GPSO di Tahun 2022


Selasa, 04 Januari 2022 / 16:51 WIB
Optimistis Penjualan Tumbuh Signifikan, Ini Proyek yang Dibidik GPSO di Tahun 2022
ILUSTRASI. Peralatan survei lahan yang dipasarkan?PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) siap menangkap peluang bisnis dari proyek infrastruktur di sepanjang 2022. Bahkan emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini memproyeksikan kenaikan pendapatan yang signifikan di sepanjang tahun ini. 

Sebagai informasi, Geoprima Solusi melantai di bursa pada September 2021 dengan melepas 166,66 juta saham baru. Perusahaan yang bergerak pada perdagangan alat-alat geospatial itu meraih dana segar hingga Rp 30 miliar. 

Direktur Utama Geoprima Solusi, Karnadi Margaka  mengatakan dana hasil IPO hampir semua telah terserap dan sebagian telah dibelanjakan untuk pembelian alat persediaan. 

Baca Juga: Fakta-Fakta IPO 2021, Banyak Rekor Tercipta tapi Risiko Investasinya Lumayan Tinggi

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, hasil dana segar IPO diserap GPSO untuk belanja modal antara lain pembelian aset berupa ruko dan pembelian peralatan berupa Lidar Optech untuk meningkatkan kapasitas operasional GPSO. 

Selain itu, sebagian dana juga dialokasikan untuk mendanai modal kerja, antara lain untuk pembelian persediaan berupa Unamanned Aerial Vehicle,  biaya pemasaran, promosi, dan iklan, serta untuk biaya sewa kantor perwakilan. 

Sejatinya, pembelian alat persediaan yang dilakukan GPSO di 2021 merupakan upaya untuk menangkap peluang bisnis yang gurih di 2022. Karnadi mengungkapkan, dengan membaiknya perekonomian di Indonesia ditandai dengan terkendalinya pandemi Covid-19, maka GPSO sangat optimistis dalam melihat prospek di tahun 2022. 

"Di mana proyek-proyek di 2021 yang tertunda akan mulai dilanjutkan di 2022. Ditambah lagi proyek infrastruktur yang terus dikerjakan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/1). 

Lebih lanjut, Karnadi menjelaskan, di tahun 2022 Indonesia juga merencanakan proyek yang sangat besar yakni pengukuran pemetaan skala 1:5000. "Tentu perseroan juga akan turut berpartisipasi dalam proyek ini," kata Karnadi. 

Proyek lainnya yang akan diikuti Geoprima Solusi di tahun ini berhubungan dengan penurunan tanah (subsidence) dan pergerakan tanah (deformasi). Karnadi menjelaskan, persoalan ini membutuhkan pengukuran deformasi dan penurunan tanah terhadap permukaan laut tersebut.  

"Mengingat sudah banyak wilayah di Indonesia yang mengalami deformasi, Geoprima Solusi telah berpartisipasi membantu pemerintah memecahkan masalah ini dan bekerja sama dengan ITB dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta," ujarnya. 

Di awal tahun 2022,  GPSO akan melanjutkan pekerjaan dengan Pemerintah Daerah DKI yakni sistem monitoring deformasi. Lebih jelasnya, pihaknya memonitor penurunan tanah yang sudah dilaksanakan sebagai Pilot Project dan dimulai pada awal Desember 2021. Adapun kontrak kerja proyek ini selama 2 tahun dan GPSO bekerja sama dengan  team  ITB dan Swiss Technologies. 

Selain itu, GPSO juga akan membidik proyek-proyek infrastruktur yang berjalan selama 2022. Karnadi mengungkapkan, sudah ada data hampir ratusan proyek yang juga perlu alat-alat survey dan jasa survey pemetaan.  

Tidak hanya itu, di tahun ini Karnadi memaparkan, ada proyek percepatan pemetaan nasional, pemetaan 3D map city (building information modeling), dan jasa konsultan survey dan pemetaan yang juga dibidik oleh GPSO. "Lewat beberapa proyek tersebut, kami memfokuskan terhadap penjualan alat-alat survey dengan teknologi terbaru dan masuk ke proyek yang sedang berjalan," kata Karnadi. 

 

Untuk jasa konsultan dan jasa lainnya, Karnadi mengatakan, pihaknya merekrut tenaga-tenaga ahli di bidangnya seperti jasa survey dan pengukuran, Geoteknik, Geologi dan jasa sipil. "Kami akan merambah kepada dunia pekerjaan yang semakin maju untuk Geoprima sehingga dapat ambil bagian dalam kancah bisnis ini," ujarnya. 

Sebagai perusahaan perdagangan dan jasa survey, Karnadi menegaskan, Geoprima Solusi tetap membidik infrastruktur sebagai proyek utama dari penjualan. Namun, di samping itu pihaknya juga mengambil kesempatan dalam proyek-proyek  pemetaan di area pertambangan dan perkebunan sebagai jasa survey pemetaannya. 

Dengan adanya proyek yang telah disebutkan tadi, Geoprima Solusi berharap dapat meraih pertumbuhan penjualan yang signifikan di sepanjang 2022. Perinciannya, proyeksi pendapatan di 2021 senilai Rp 24,18 miliar akan menjadi Rp 52,21 miliar di 2022. 

Selain membidik proyek, Geoprima Solusi juga tidak lupa meningkatkan kinerja internal dengan memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas internal seperti sales, teknisi, administrasi dan tenaga ahli lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×