Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mempertanyakan konsep mobil murah ramah lingkungan (LCGC) yang diusung oleh pemerintah. Menurutnya, di dunia ini, mobil murah baru muncul pertama kali di Indonesia. Sedangkan di negara lain, mobil dikembangkan dengan konsep mobil ramah lingkungan (green car).
Kalau pun disebut sebagai sebagai mobil ramah ramah lingkungan, biasanya ukuran mobilnya tetap sama, tetapi teknologinya lebih canggih. Misalnya saja dengan teknologi hybrid atau listrik. Sedangkan di Indonesia, mobil yang disebut LCGC ini hanya menurunkan kapasitas mesinnya saja menjadi lebih kecil, sedangkan bahan bakarnya tetap menggunakan BBM bersubsidi.
"Di negara lain tidak ada itu mobil murah, adanya mobil ramah lingkungan dengan menggunakan hybrid dan listrik, bukan menggunakan bahan bakar minyak," ujarnya, Rabu (9/10). Oleh karenanya, istilah mobil murah ramah lingkungan menurut Eka tidak tepat disematkan kepada mobil bikinan ATPM-ATPM itu.
Apalagi kata dia, cadangan bahan bakar Indonesia yang diperkirakan hanya akan mampu untuk 12 tahun kedepan. Nah, dengan adanya LGCG bakal mempercepat usia ketersediaan bahan bakar tersebut. Justru, kata Eka, kebijakan LCGC ini akan merugikan pemerintah. Selain dari ongkos subsidi BBM, juga dari potensi pendapatan pajak mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News