kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Otomotif stabilkan pertumbuhan industri hingga akhir tahun


Selasa, 18 Oktober 2011 / 21:09 WIB
Otomotif stabilkan pertumbuhan industri hingga akhir tahun
ILUSTRASI. 8 Universitas terbaik Indonesia versi QS WUR 2021


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Otomotif dinilai sebagai sektor yang bisa menstabilkan pertumbuhan industri nonmigas hingga akhir tahun. Sektor tersebut mengerek industri makanan minuman dan tekstil untuk berkontribusi pada target pertumbuhan industri 2011 sebesar 6,1%.

"Otomotif juga membuat kita tidak terbawa perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana, Selasa (18/10).

Meski International Monetary Fund (IMF) memprediksi adanya potensi perlambatan, Agus menilai, kondisi tersebut tidak secepat itu bisa berdampak pada pertumbuhan industri dalam negeri. Apalagi, industri secara keseluruhan memiliki kecenderungan untuk naik dan turun dalam periode yang lambat.

Sehingga, kalau pun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia melanda Indonesia, menurutnya, tidak akan berdampak pada tahun ini. Sebab, pasar domestik masih tumbuh tinggi, industri internasional seperti Amerika Serikat tengah meningkat, dan pasar ekspor pun tidak anjlok. Artinya, hanya Uni Eropa yang masih mengalami penurunan. "Memang pasti ada pengaruhnya, tapi bakal terjadi di 2012. Paling tidak akhir tahun," ucapnya.

Meski ada potensi perlambatan, sebenarnya Indonesia sudah memiliki pengalaman menghadapi krisis 2008. Apabila hal tersebut terjadi kembali maka pemerintah hanya perlu memperhatikan tiga indikator, yaitu arus uang keluar (capital outflow), tingkat ekspor, dan kondisi perbankan. Sejauh ini, menurut Agus, belum ada satu pun indikator yang merosot.

Bank Indonesia sudah menurunkan tingkat suku bunga acuan menjadi 6,5% sehingga menggiatkan arus uang dalam negeri dan menggairahkan perbankan nasional. Tanda bergairahnya perbankan masih terlihat dari likuiditas yang tidak kering. Sementara indikator ketiga yaitu ekspor, katanya, pemerintah hanya harus menunggu hingga akhir tahun. "Kita lihat realisasi ekspor akhir tahun. Transaksi memang sekarang, tapi khawatirnya bakal terasa akhir tahun," tuturnya.

Untuk kuartal III 2011 pun dia memprediksi akan tumbuh stabil seperti realisasi periode sebelumnya sebesar 6,2%. Kondisi itu akan diikuti tren kurva datar pada kuartal IV 2011 lantaran transaksi perdagangan internasional biasanya rampung pada akhir tahun. "Kalau (kuartal III) sama 6,2% itu lebih bagus, jatuhnya 6,1% (untuk pertumbuhan industri 2011)," ucapnya.

Secara tren, sebenarnya pertumbuhan industri menanjak sejak awal tahun. Posisi tertinggi biasanya terjadi pada kuartal III karena menjadi periode puncak order perdagangan dunia. Kurva penurunan pertumbuhan industri lalu terjadi pada kuartal IV lantaran adanya kegiatan akhir tahun untuk menutup buku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×