Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 15,7 kali, melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen PT Indo Premier Sekuritas, salah satu underwriter atau penjamin emisi IPO GoTo, merasa sangat bangga dengan pencapaian ini. Terlebih, status oversubscribed hingga 15,7x diraih di saat GoTo memprioritaskan penjualan saham perdana untuk investor domestik.
"Minat tinggi pasar membuat pesanan saham GoTo mengalami kelebihan permintaan hingga 15,7x. Ini sebuah momen bersejarah, serta menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG yang beberapa kali sudah mencetak all time high,” kata CEO Indo Premier Sekuritas Moleonoto The melalui penjelasan tertulis, Sabtu (9/4/2022).
Moelonoto menambahkan, jumlah investor yang berpartisipasi dalam IPO GoTo ini juga mencetak rekor, yakni lebih 299.000 single investor identification (SID), termasuk sebagian besar di antaranya adalah investor ritel. Sebagai pembanding, saat IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), jumlah pemesanan saham mencapai 100.000 SID, dengan kelebihan permintaan hingga 8,7x. “Pencapaian ini menunjukkan ketertarikan luar biasa publik terhadap bisnis model dan prospek masa depan GoTo. Rekor baru berhasil tercipta," kata Moelonoto.
SID adalah nomor identitas tunggal yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada investor. Seorang investor hanya memiliki satu nomor SID dan menandakan pemiliknya telah terdaftar secara resmi sebagai investor di pasar modal.
Data pemesanan saham yang dirilis oleh Moleonoto The diharapkan bisa menjadi petunjuk bahwa perdagangan hari pertama saham GOTO pada Senin mendatang (11/4) akan semarak karena banyak investor belum mendapatkan saham IPO sesuai target.
Sesuai aturan penjatahan, fixed allotment atau penjatahan pasti maksimal 97,5% dari total IPO. Artinya, porsi pada general pooling atau minimal 2,5% total IPO. Bila oversubscribed maka jumlah saham yang didapat oleh setiap investor akan berkurang dari jumlah pemesanan.
Oversubscribed GoTo yang sangat tinggi akan memancing investor asing untuk berburu saham dari startup dengan ekosistem terbesar di Indonesia. Pasalnya, GoTo dan underwriter memprioritaskan investor lokal dalam IPO kali ini. Situasi ini membuat perdagangan hari pertama akan semakin menarik untuk dicermati.
Menurut Andhika Cipta Labora, Analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS), kelebihan permintaan hingga 15x menandakan bahwa investor optimis dengan prospek GoTo ke depannya. Padahal, melalui publikasi prospektus dan paparan publik, manajemen telah menjelaskan kinerja perusahaan yang masih merugi.
Jadi, perkembangan terakhir ini memperlihatkan dengan sangat jelas bahwa investor lebih tertarik dengan masa depan bisnis GOTO, ketimbang masa lalunya.
“Saham GoTo ke depannya masih berprospek baik, karena GoTo memiliki ekosistem luas terbentuk dari Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (GoPay), dan Bank Jago yang sudah memiliki posisi yang cukup mapan dalam persaingan di sektor masing-masing. Investor lebih memperhatikan kekuatan ini,” kata Andhika.
Atas dasar itu, perdagangan saham GOTO diperkirakan akan semarak jika mengacu kepada tingginya demand di masa penawaran umum. Faktor pemicu lainnya adalah keberadaan GOTO sebagai pendatang baru di daftar 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar. “Tentu akan semarak diperdagangankan karena GoTo sendiri akan masuk 5 besar saham terbasar market capnya di BEI dan juga nominal saham terjangkau oleh investor ritel,” kata Andhika
Sebagai informasi, GoTo akan melepas 46,7 miliar saham Seri A yang merupakan gabungan antara saham baru yang diterbitkan dan saham treasuri (untuk opsi penjatahan lebih). Ini menjadikan IPO GoTo sebagai IPO terbesar ketiga di Asia serta kelima di dunia sepanjang tahun 2022, mengacu data Bloomberg.
Perseroan telah menetapkan harga IPO final Rp338 per saham sehingga total dana segar yang diraih mencapai Rp15,8 triliun (US$1,1 miliar). Sehingga, nilai kapitalisasi pasar GOTO diperkirakan akan mencapai Rp400,3 triliun (US$28 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News