kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Pabrik garmen Boyolali rekrut 1.421 tenaga kerja


Jumat, 06 November 2015 / 14:03 WIB
Pabrik garmen Boyolali rekrut 1.421 tenaga kerja


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Salah satu investor peserta Program Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja yang beroperasi di Boyolali, Jawa Tengah, telah merekrut 1.421 tenaga kerja sepanjang Oktober 2015.

Perusahaan garmen tersebut adalah PT Eco Smart Garment Indonesia. Sejak April 2015, perusahaan telah mempekerjakan sekitar 7.500 tenaga kerja.

Sebagai pemrakarsa program yang diluncurkan Presiden Jokowi awal Oktober lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan mengawal dan memastikan proses realisasi investasi serta penyerapan tenaga kerja ke-16 perusahaan yang berpartisipasi agar dapat berjalan sesuai rencana.

"Kami terus berkoordinasi untuk memastikan seluruh perusahaan menyelesaikan proyek investasi tanpa kendala dan mendapatkan tenaga kerja dengan jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahan," kata Kepala BKPM Franky Sibarani, Jumat (6/11).

Dalam kunjungannya ke pabrik di Boyolali, Jumat, Franky juga secara resmi membuka penyelenggaraan "on site training" (pelatihan di tempat) bagi 500 calon karyawan baru sebagai tindak lanjut perekrutan.

Menurut Franky, pemerintah terus berupaya untuk mencapai target penyediaan 2  juta tenaga kerja setiap tahun.

Untuk dapat memenuhi target tersebut, salah satu strategi yang ditempuh pemerintah adalah menjadikan investasi padat karya sebagai fokus dan prioritas investasi.

BKPM sendiri, juga mendorong ketersediaan tenaga kerja dengan menyinergikan investasi dengan pondok pesantren, termasuk yang ada di Boyolali.

Elastisitas menurun Franky menjelaskan, elastisitas tenaga kerja Indonesia semakin menurun dalam 10 tahun terakhir.

Pada 2004, setiap satu persen pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 450.000 tenaga kerja. Sedangkan pada 2014, satu persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan 160.000 tenaga kerja.

"Saya selalu mengingatkan bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai tujuh-delapan juta orang. Oleh karena itu kami berupaya mendorong realisasi investasi dan investasi padat karya adalah jawaban untuk menciptakan banyak tenaga kerja," katanya.

Berdasarkan data BKPM, hingga Triwulan III 2015, realisasi investasi mencapai Rp 259,7 triliun, naik 16,6% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 343,7 triliun.

Jumlah itu memberikan penyerapan tenaga kerja hingga 1.059.734 orang, naik 9,3% dari tahun lalu sebanyak 960.336 orang.

Berdasarkan data realisasi investasi kumulatif Januari-September 2015, investasi padat karya di Indonesia sudah mencapai Rp 41,5 triliun.

Dari investasi tersebut, subsektor industri makanan dan minuman mencapai 1.514 proyek senilai Rp 32,6 triliun. Industri tekstil dan produk tekstil mencapai 523 proyek senilai Rp 5,8 triliun. 

Selanjutnya, industri kulit dan alas kaki mencapai 164 proyek dengan nilai Rp 1,6 triliun, dan industri kayu dan furnitur mencapai 115 proyek dengan nilai Rp 1,4 triliun.

Khusus realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil naik 25% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 177 proyek dengan nilai Rp 4,65 triliun.

Investasi di sektor tekstil dan produk tekstil masih didominasi oleh industri pakaian jadi dengan jumlah 203 proyek dan nilai investasi Rp1,33 triliun.

Diikuti oleh industri tekstil lainnya sebanyak 42 proyek dengan nilai Rp224 miliar, dan industri penyelesaian akhir tekstil sebanyak 41 proyek dengan nilai Rp155,8 miliar.

Sementara itu, sepanjang periode yang sama, realisasi investasi tekstil dan produk tekstil di Jawa Tengah sendiri naik 10 kali lipat dari Rp 263 miliar menjadi Rp 2,7 triliun.

Penyerapan tenaga kerja juga naik hingga 20 kali lipat dari 3.074 orang menjadi 60.442 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU

[X]
×