Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sektor properti diprediksi masih akan lesu pada pertengahan 2024. Ini mengingat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tinggi di level 6 persen.
Namun, Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) optimis bahwa kenaikan BI rate tidak berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.
Presiden Direktur Pakuwon Jati Alexander Stefanus Ridwan Suhendra penjualan sektor apartemen akan tetap tumbuh dan tidak mengalami penurunan.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Berharap Insentif PPN DTP Diperpanjang Lagi Tahun Depan
"Kami optimistis (kenaikan BI Rate) tidak akan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja perusahaan," ujar Presiden Direktur Pakuwon Jati, Alexander Stefanus Ridwan Suhendra, usai acara Topping Off Ceremony Pakuwon Residence Bekasi, Sabtu (27/4).
Ia juga memastikan minat konsumen akan properti khususnya apartemen yang dipasarkan oleh TOWR masih terhitung tinggi.
Kendati demikian, ia tidak memungkiri bahwa kenaikan suku bunga akan mendorong bank untuk lebih selektif dalam memberikan Kredit Pemilikan Apartment atauKredit Pemilikan Rumah kepada konsumen.
Namun, karena TOWR memiliki rekam jejak yang mumpuni di mata konsumen terkait pengucuran KPA dan KPR dalam setiap pengembangan proyek yang dilakukan. Maka ia optimis penjualan bisnis properti tahun ini tidak akan serta merta menjadi lesu.
Selain itu, PWON sendiri konsisten untuk konsep pembangunan hunian apartemennya dengan konsep superblok. Yakni sebuah kawasan yang terdiri dari hunian, pusat perbelanjaan, hingga hotel dan fasilitas pendukung terkait.
"Kemudahan di satu lokasi itu yang kita tawarkan. Ada ritelnya, ada lifestyle-nya, bisa berolahraga, dan lainnya. Itu semua sudah kami riset," jelas dia.
Tentunya, pemilihan lokasi yang strategis juga membuat antusiasme konsumen terhadap hunian apartemen Pakuwon semakin tinggi.
Bahkan, kata dia, perseroan selalu berusaha memberikan kemudahan-kemudahan lain untuk konsumen seperti cara pembayaran, pemberian promo khusus.
"Perusahaan yang jualan apartemen kayak kita memang banyak. tapi produknya ini beda-beda dan kami justru tidak khawatir selama produk yang ditawarkan kreatif dan menarik, pasti akan tetap dilirik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News