Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masih gencar melakukan penambahan pundi-pundi lahan di sekitar proyek-proyek eksisting perseroan. Sepanjang Januari hingga akhir September 2018, pengembang yang berbasis di Jakarta dan Surbaya ini telah menyerap belanja modal (capex) sebesar Rp 390 miliar untuk akuisisi lahan.
Tahun ini, Pakuwon Jati memang menganggarkan capex untuk akuisisi lahan cukup besar yakni sebesar Rp 1 triliun. Namun, jumlah tersebut tidak bisa diperkirakan apakah bisa terserap semua karena pembebasan lahan sangat tergantung dengan negosiasi di lapangan.
Minarto Basuki, Direktur Keuangan PWON mengatakan, total lahan yang sudah berhasil dibebaskan perusahaan selama sembilan bulan terakhir mencapai sekitar 8,7 hektare (ha). "Dengan tambahan akuisisi lahan tersebut maka total serapan capex kami mencapai Rp 1,13 triliun," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/10).
Untuk menambah lahan, fokus utama Pakuwon Jati masih di sekitar proyek-proyek eksisting yang ada. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi di wilayah baru jika ada kesempatan.
Total luas cadangan lahan Pakuwon di luar yang baru diakuisisi tersebut mencapai 439,3 ha. Rinciannya 6,5 ha di Kota Kasablanka, 1,9 ha di Gandaria City, 4,5 ha di Kawasan TB Simatupang, 11 Ha di Daan Mogot Jakarta Barat dan 3,6 ha di Bekasi.
Kemudian, 3,2 ha di kawasan Tunjungan City, 211,6 ha di Pakuwon City Township, 21,5 ha di sekitar Pakuwon City, 162,9 ha di Grand Pakuwon Township, 3,9 ha di Pakuwon Mall, 1,8 ha di Royal Plaza dan 6,9 ha di sekitar Grand Pakuwon.
Adapun sekitar Rp 740 miliar serapan capex digunakan untuk melanjutkan konstruksi proyek-proyek yang sedang dikembangkan Pakuwon saat ini baik di Surabaya maupun di Jakarta.
Meskipun jumlah serapan capex tersebut terbilang besar, namun jika dibanding dengan anggaran yang disiapkan perusahaan di tahun ini, angka tersebut masih rendah. Seperti diketahui, PWON telah menganggarkan belanja modal Rp 2,96 triliun di 2018 ini. Artinya, serapannya baru sekitar 38,2%.
Penjualan Masih Jauh dari Target
Dari sisi penjualan pemasaran, pencapaian Pakuwon Jati masih cukup rendah dibandingkan target mereka. Pengembang Kota Kasablanka ini baru berhasil mengantongi marketing sales Rp 1,7 triliun hingga akhir September 2018.
Tahun ini, PWON menargetkan marketing sales Rp 2,6 triliun. Artinya, perolehan selama sembilan bulan terakhir itu masih 65,38%. Oleh karena itu, perusahan masih harus berjuang melakukan penjualan sebesar Rp 900 miliar lagi agar bisa mencapai target.
Meskipun masih jauh dari target, Pakuwon Jati masih optimis bisa mencapai target yang telah dicanangkan. "Kami akan terus upayakan untuk mencapai target ini." ujar Minarto. Dalam mengejar penjualan, Pakuwon masih mengandalkan proyek-proyek eksisting tahun ini. Pasalnya, perusahaan baru memiliki rencana meluncurkan proyek anyar tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News