Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Indonesia masih menjadi sasaran pebisnis properti asing untuk menjual proyeknya. Pengembang properti yang berbasis di Australia, Crown Group misalnya, kini gencar memasarkan proyek teranyarnya, yakni apartemen Viva by Crown di kawasan Top Ryde, Sydney.
Country Director of Sales and Marketing Crown Indonesia Michael Ginarto bilang, Crown membidik penjualan A$ 10 juta hingga A$ 15 juta selama pameran di Indonesia yang berlangsung pada 28 September 2013. "Hingga saat ini, kami sudah mencapai 80% target," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (29/9).
Dengan jumlah unit 166 dan harga termurah A$ 800.000, Viva by Crown membidik penjualan A$ 132,8 juta. Artinya, penjualan di Indonesia mewakili 8%-11% dari penjualan secara keseluruhan.
Sebelumnya, Crown sudah mengantongi penjualan A$ 32 juta dari peluncuran di Australia. Kini, Crown juga sedang memasarkan proyeknya di China dan Hong Kong. Tapi, Michael belum bisa membeberkan nilai penjualan yang sudah diraup.
Michael bilang, di luar Australia, Indonesia menjadi negara asal pembeli kedua terbesar setelah China. Sayangnya, ia tak merinci berapa persentase penjualannya. Yang jelas, "Sebagian besar pembeli adalah end user. Mereka memilih investasi di Australia karena harga properti di Indonesia sudah sangat tinggi," ujarnya.
Australia juga terbuka bagi kepemilikan properti asing. Di negeri Kanguru ini, investor asing bisa membeli properti dengan uang muka 10%.
Berdasarkan catatan Crown, kenaikan harga properti di Australia rata-rata 10% per tahun. Selain itu, pasar sewa properti di Sydney menjanjikan karena pasokan masih kurang.
Sekadar informasi, selain memasarkan proyeknya di Australia, Crown Group juga terus mematangkan rencana pembangunan proyek di Indonesia bermitra yang akan bermitra perusahaan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News