kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Panca Budi (PBID) Genjot Pasar Tradisional dan UMKM untuk Dongkrak Penjualan 2025


Senin, 15 September 2025 / 18:26 WIB
Panca Budi (PBID) Genjot Pasar Tradisional dan UMKM untuk Dongkrak Penjualan 2025
ILUSTRASI. Panca Budi Idaman (PBID) akan fokus pada konsumsi domestik, khususnya dari segmen makanan dan minuman untuk genjot kinerja 2025


Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), tetap optimistis menatap kinerja hingga akhir tahun dengan bertumpu pada konsumsi domestik, khususnya dari segmen makanan dan minuman. 

Panca Budi menilai, permintaan di sektor tersebut masih stabil karena bersifat kebutuhan pokok, sehingga mampu menopang pertumbuhan meski ekonomi nasional tengah bergejolak. Sementara porsi penjualan ekspor masih mini, yakni di bawah 5%.

Direktur & Sekretaris Perusahaan PBID Lukman Hakim mengatakan, fokus utama perusahaan tetap diarahkan pada segmen business-to-consumer (B2C) melalui pasar tradisional dan pelaku UMKM. 

“Bagaimanapun, masyarakat tetap membutuhkan makanan dan minuman sehari-hari. Kami melihat sektor ini defensif dan masih cukup bagus. Karena itu, distribusi produk plastik kemasan untuk pasar tradisional dan UMKM menjadi prioritas kami hingga akhir tahun,” ujarnya kepada Kontan, Senin (15/9/2025).

Baca Juga: Laba Panca Budi Idaman Tbk (PBID) Tergerus 23% di Kuartal I 2025

Hingga semester I-2025, PBID membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,55 triliun, tumbuh 2,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,48 triliun. 

Segmen kemasan plastik masih menjadi kontributor utama dengan nilai Rp 1,69 triliun atau 66,27% dari total penjualan. Sementara penjualan bijih plastik tercatat Rp 698,83 miliar atau naik 13,81% YoY dan segmen lain-lain menyumbang Rp 159,35 miliar atau turun 8,15% YoY.

Lukman menambahkan, PBID menyiapkan sejumlah strategi untuk menopang pertumbuhan pada 2025, mulai dari ekspansi pasar dan perluasan jaringan distribusi, peningkatan kualitas dan layanan produk, diversifikasi, hingga efisiensi biaya operasional. 

"Kami juga terus mengembangkan inovasi dan meningkatkan brand value untuk memperkuat posisi di pasar,” katanya.

PBID mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 50 miliar pada 2025, sebagian besar untuk pemeliharaan mesin. Saat ini, utilisasi kapasitas produksi perseroan masih di kisaran 70%, yang dinilai cukup untuk memenuhi permintaan pasar tanpa perlu ekspansi agresif dalam jangka pendek.

Dengan portofolio merek dagang seperti Tomat, Wayang, dan Sparta yang mendominasi pangsa pasar kantong plastik nasional, PBID meyakini fokus pada pasar tradisional dan UMKM akan menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan. 

 

“Sektor makanan-minuman dan kebutuhan harian masyarakat membuat kami tetap optimistis bisa menjaga tren pertumbuhan double digit,” ujar Lukman.

Selanjutnya: Rudal Typhon AS Hadir di Jepang, Persaingan Senjata Asia Memanas

Menarik Dibaca: Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ekstrem, Ini Tips Sehatnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×