kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi corona menunda rencana ekspansi Eagle High Plantation (BWPT) di tahun ini


Rabu, 12 Agustus 2020 / 19:27 WIB
Pandemi corona menunda rencana ekspansi Eagle High Plantation (BWPT) di tahun ini
ILUSTRASI. Di tahun pandemi Covid-19 ini, PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) secara hati-hati menggunakan belanja modalnya.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun pandemi Covid-19 ini, produsen minyak sawit (CPO), PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) secara hati-hati menggunakan belanja modalnya. Selain itu perusahaan juga menunda ekspansi penambahan kapasitas baru.

Henderi Djunaidi, Direktur BWPT mengatakan capital expenditure/capex tahun ini hanya digunakan untuk pemeliharaan mesin produksi. "Sampai sekarang sudah spending sekitar Rp 60 miliar untuk peremajaan fasilitas yang berhubungan dengan produksi," ujarnya saat paparan publik perseroan virtual, Rabu (12/8).

Selain itu, BWPT juga menunda rencana ekspansi pabrik baru di Kalimantan Timur untuk waktu yang belum ditentukan. Seperti yang diketahui, BWPT berencana membangun sebuah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan hingga 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam.

Baca Juga: Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya

Nilai investasi BWPT untuk pabrik itu ditaksir mencapai Rp 200 miliar dan bisa merealisasikan pabrik itu, BWPT harus merogoh sekitar Rp 100 miliar dari kas internal perusahaan. Adapun kapasitas produksi BWPT saat ini setiap tahun mencapai 2,7 juta ton TBS per tahun.

Sampai dengan semester pertama tahun ini, volume penjualan CPO BWPT mencapai 131.499 ton atau turun 22% secara tahunan. Namun rata-rata harga jual CPO di semester pertama 2020 mencapai Rp 8.025 per kilogram, naik 30% dibandingkan Rp 6.159 per kilogram di periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan harga menolong pendapatan BWPT yang sampai kuartal II-2020 tumbuh 1% menjadi Rp 1,21 triliun. Adapun dari sisi bottomline, BWPT membukukan rugi bersih sebesar Rp 428,6 miliar di semester pertama tahun ini atau turun sebesar 15% secara tahunan.

Manajemen BWPT enggan memproyeksikan capaian bisnis sampai akhir tahun, sebab banyak faktor akan mempengaruhi bisnis sawit mulai dari cuaca hingga fluktuasi harga komoditas. Yang jelas perusahaan masih berupaya agar tetap efisien dan memaksimalkan segala upaya untuk mengerek kinerjanya.

Baca Juga: BWPT berharap tren harga minyak sawit membaik dan kebijakan biodiesel berjalan lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×