kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panen Padi Mundur, Pasokan Beras Menjadi Seret


Jumat, 22 Januari 2010 / 11:18 WIB
Panen Padi Mundur, Pasokan Beras Menjadi Seret


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Akibat panen padi di sejumlah daerah mundur, pasokan ke sentra-sentra beras di kota besar menjadi seret. Di Pasar Induk Cipinang, misalnya, biasanya pasokan beras mencapai 3.000 ton per hari. Namun, sejak awal Januari, suplai beras hanya 2.000 ton per hari.

"Jadi, beras ini hanya cukup melayani konsumen di Jakarta saja," kata Rusdi Syah, pedagang beras pemilik PD Dian Jaya, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, kemarin (21/1). Biasanya, pasokan ke Cipinang datang dari Jawa Barat, namun sekarang daerah itu belum panen.

Asal Anda tahu, kebutuhan beras untuk Jabodetabek saja mencapai 1.500 ton per hari. Padahal, biasanya, Pasar Induk Cipinang juga memasok wilayah lain. Misalnya Kepulauan Riau.

Sjamsul Hilataha, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Cipinang mengakui, rata-rata pasokan beras di Cipinang cuma mencapai 2.000 ton saja per hari.

Berkurangnya pasokan itu, kata Rusdi, menyebabkan harga beras naik. Misalnya harga rata-rata beras medium, selama Januari ini, mencapai Rp 6.418 per kilogram (kg), naik 10,6% dibanding rata-rata Desember lalu yang Rp 5.803 per kg. "Rata-rata kenaikan Rp 1.000 per kg untuk semua jenis beras," kata Rusdi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×