Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
Ia menambahkan bisnis coking coal masih menarik lantaran harga jual yang juga lebih baik. “Batubara kami semua diekspor untuk power plant yaitu yang high calorie thermal dan steel plant yang coking untuk pasar Asia,” ungkapnya.
Pada 2019 UNTR memasang target produksi coking coal sebanyak 1,5 juta ton atau hampir dua kali lipat dari realisasi produksi tahun 2018. Hingga semester 1 2019, UNTR memproduksi 674.000 ton batubara kokas. Nilai ini naik 98,24% dari realisasi produksi pada semester satu tahun lalu 340.000 ton.
Tak hanya UNTR, salah satu produsen batubara kokas yakni PT Adaro Enegry Tbk juga menggeluti bisnis coking coal. Head of Corporate Communications Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan perusahaan melihat industri baja menunjukan tren yang positif, sehingga pengembangan batubara kokas juga menjadi menjajikan.
“Seiring dengan produksi dan konsumsi baja yang bertumbuh, permintaan batubara kokas masih akan meningkat,” imbuhnya.
Baca Juga: CPO dan batubara menjadi pengaruh terbesar untuk indeks harga perdagangan
Sampai kuartal pertama tahun ini AMC memproduksi 33.000 metrik ton dan menjual batubara kokas 28.000 metrik ton. Sedangkan Kestrel secara keseluruhan mempoduks 1,8 juta ton dan menjual 1,6 juta ton batubara kokas keras.
Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony memproyeksi bisnis batubara kokas masih cukup baik karena harga jual yang tergolong tinggi, walau tetap terkena dampak penurunan harga batubara.
"Untuk penurunan harga batubara sendiri coking coal akan ikut turun, tetapi karena margin yang cenderung lebih tinggi sehingga perusahaan seharusnya masih dapat profit, hanya saja akan berkurang," ungkapnya pada Kontan.
Lebih lanjut, ia bilang meski harganya tergolong lebih tinggi, akan tetapi cadangan batubara kokas ini tidak banyak sehingga volume penjualannya juga masih rendah.
Ia menambahkan batubara kokas juga kebanyakan terletak pada daerah yang sedikit dalam sehingga penambangannya juga membutuhkan biaya yang lebih tinggi. "Batubara kokas ini mempunyai nisbah kupas yang tinggi dengan volume yang cenderung lebih sedikit dibandingkan batubara biasanya tetapi harga jualnya lebih tinggi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News