Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen furnitur dan komponen bangunan (building component) PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berharap dapat meraih kinerja penjualan yang lebih tinggi pada 2024.
Investor Relation Integra Indocabinet Fajar Andika mengatakan, salah satu faktor pendorong utama kinerja WOOD pada tahun ini adalah ekspektasi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Pasar AS memang masih menjadi pangsa pasar terbesar bagi WOOD.
Masih diberlakukannya kebijakan tarif anti dumping oleh AS kepada produk asal China dilihat sebagai celah bagi WOOD. Sebab, perusahaan ini dapat mengisi kekosongan produk furniture dan building components China di pasar AS.
“Perlu diingat bahwa AS merupakan importir terbesar untuk furniture dan building component dengan nilai mencapai lebih dari US$ 36 miliar per tahun,” ujar Fajar, Senin (5/2).
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) menerbitkan obligasi dan sukuk Rp 600 miliar
Potensi ekspor produk furniture dan building component WOOD ke AS pun cukup terbuka tahun ini. Apalagi, suku bunga kredit perumahan di AS dalam beberapa bulan terakhir sudah mengalami penurunan hingga ke kisaran 6,7%.
Dengan demikian, ini akan menggairahkan pasar properti yang pada akhirnya mendongkrak permintaan produk furniture dan building components untuk sektor tersebut.
“Berakhirnya tren kenaikan suku bunga merupakan sentimen positif bagi perusahaan, tapi kami tetap fokus dengan rencana dan strategi penjualan,” imbuh dia.
WOOD akan berupaya memperluas jangkauan pasar ekspor yang selama ini terfokus ke AS. Dalam hal ini, WOOD bakal melakukan diversifikasi pasar ekspor melalui perluasan penjualan ke negara-negara Asia dan Eropa.
Manajemen WOOD juga berharap permintaan furniture dan building component di pasar domestik dapat tumbuh positif pada 2024. Perusahaan ini sudah berusaha mengikut beberapa tender untuk pengadaan furniture untuk proyek-proyek pemerintahan, termasuk pengadaan furniture di IKN Nusantara.
Di sisi lain, pihak WOOD belum mengumumkan besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2024 lantaran masih dalam proses pembahasan.
Sebagai informasi, WOOD mengalami penurunan penjualan bersih 56,04% year on year (YoY) menjadi Rp 1,71 triliun per kuartal III-2023. Penurunan terbesar terjadi pada penjualan building component yakni 62,74% YoY menjadi Rp 898,43 miliar.
Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WOOD juga terjun 80,33% YoY menjadi Rp 59,14 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News