Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Perlambatan ekonomi China yang belum juga pulih, berdampak pada strategi pemasaran PT Toba Bara Sejahtra Tbk. Perusahaan yang dirintis oleh Luhut Binsar Pandjaitan tersebut pilih mengalihkan pasar ekspor utama dari China ke Korea Selatan.
Perlu diketahui, pasar ekspor adalah sumber pendapatan utama Toba Bara. Menurut laporan keuangan kuartal I-2016, penjualan ekspor tercatat US$ 63,03 juta atau berkontribusi 99,15% terhadap total penjualan US$ 63,57 juta.
Toba Bara juga akan meningkatkan efisiensi biaya dan mempertahankan komposisi pembeli. Komposisi pembeli saat ini yakni 70% end users dan 30% trader.
"End users maksudnya kami langsung jual misal ke pembangkit, industri atau apapun," terang Head of Investor Relations PT Toba Bara Sejahtra Tbk Iwan Sanyoto, Selasa (24/5).
Aneka strategi tersebut mereka jalani demi mengejar target kinerja tahun ini. Alih-alih menyebutkan target penjualan 2016, Toba Bara memilih menyebutkan target produksi batubara sebanyak 5 juta ton - 8 juta ton.
Sebagai perbandingan, target produksi tahun 2015 yakni 8 juta ton batubara artinya cenderung stagnan.
Selain bisnis batubara, Toba Bara sejatinya punya rencana masuk bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x50 megawatt (MW). Perusahaan berkode TOBA di Bursa Efek Indonesia tersebut akan membangun PLTU di Sulawesi dengan nilai investasi US$ 120 juta.
Namun, Toba Bara belum bisa berbagi banyak informasi. "Itu bagian rencana ekspansi kami ke depan tapi kami belum bisa share sekarang," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Toba Bara Sejahtera Tbk Pandu Sjahrir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News