kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Pasar Mulai Jenuh, Penjualan LCGC Turun 47% pada September 2025


Senin, 13 Oktober 2025 / 17:27 WIB
Pasar Mulai Jenuh, Penjualan LCGC Turun 47% pada September 2025
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati mobil yang sudah dimodifikasi yang hadir di ajang pameran Indonesia Modification and Lifestyle Expo (IMX) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/10/2025). Penjualan Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) lagi-lagi mengalami penurunan.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penjualan Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) lagi-lagi mengalami penurunan, menunjukkan sinyal jenuh yang kian nyata. 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan wholesales LCGC nasional anjlok 47% year-on-year (YoY) menjadi 7.795 unit pada September 2025.

Pun secara kumulatif sejak awal tahun, penurunannya mencapai 34% YoY menjadi 89.051 unit. 

Sejalan dengan itu, penjualan ritel tercatat turun 34% YoY menjadi 9.364 unit pada bulan September dan 28% YoY menjadi 97.723 unit secara kumulatif sejak Januari. 

Baca Juga: Kenapa Penjualan LCGC Turun Drastis? Ini Alasannya

Pada dasarnya, pasar mobil nasional memang sedang dalam tren penurunan. Secara wholesales dan ritel penjualan mobil nasional Januari–September 2025 kompak turun 11% YoY masing-masing menjadi 561.819 unit dan 585.917 unit. 

Namun, pengamat otomotif Bebin Djuana menyebut penurunan LCGC saat ini sesungguhnya masih dalam taraf yang aman. Pasalnya, konsumen LCGC umumnya sensitif dengan kondisi perekonomian. 

“Perlu diingat, konsumen LCGC yang paling terdampak dalam kondisi perekonomian saat ini. Jika kondisi ekonomi tidak kunjung membaik, apalagi yang mau diupayakan untuk LCGC?” sebut Bebin kepada Kontan, Senin (13/10/2025). 

Dengan daya beli yang cenderung lemah, Bebin bilang konsumen LCGC bakal cenderung memprioritaskan kebutuhan lain yang lebih penting. Dus, segmen ini berisiko kian jenuh dan bahkan kehilangan pasarnya. 

Baca Juga: Pamor Mobil Murah LCGC Tersenggol Mobil Listrik

Maka dari itu, Bebin menilai, yang perlu perhatian dan dorongan khusus adalah segmen pasar dengan daya beli tetapi menahan pembelian karena sentimen pajak. 

Dalam hal ini, menurutnya urgensi sikap pemerintah perlu diarahkan ke pembenahan pajak mobil untuk menggaet minat beli masyarakat yang masih mampu membeli. Dengan begitu, pasar otomotif secara keseluruhan dapat kembali bergairah. 

“Segmen pasar ini yang patut diperhatikan jika berharap ada perbaikan penjualan otomotif pada 2026. Penanganan pemerintah saat ini terlalu lamban, yang ditangani bagian salah pula,” tegasnya. 

Selanjutnya: Istana Buka Suara Soal Pergantian Kepala Bapanas dan Dijabat Menteri Pertanian

Menarik Dibaca: 4 Moisturizer Glad2Glow untuk Kulit Kusam, Wajah Auto Cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×