kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar otomotif lesu, pendapatan Astra Otoparts turun 25,79% di kuartal III-2020


Minggu, 01 November 2020 / 15:21 WIB
Pasar otomotif lesu, pendapatan Astra Otoparts turun 25,79% di kuartal III-2020
ILUSTRASI. Astra Otoparts


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat penurunan kinerja keuangan di kuartal ketiga tahun ini. Hal tersebut tak terlepas dari pelemahan pasar onderdil dan otomotif selama pandemi.

Hingga kuartal III-2020 AUTO mencatat pendapatan Rp 8,63 triliun, turun 25,79% secara tahunan. Penurunan pendapatan terutama berasal dari penurunan pendapatan kotor manufaktur komponen otomotif yang merosot 39,49% menjadi Rp 3,77 triliun di kuartal ketiga tahun 2020 dari periode yang sama tahun kemarin Rp 6,23 triliun. Sementara pendapatan kotor perdagangan turun 10% secara tahunan menjadi Rp 4,86 triliun dari sebelumnya Rp 5,4 triliun.

Sementara itu perusahaan mencatat peningkatan di beberapa pos beban, sehingga AUTO mencatat rugi bersih Rp 242,92 miliar pada sembilan bulan pertama tahun in padahal, di periode yang sama tahun lalu, AUTO meraup laba bersih Rp 512,26 miliar. Untuk itulah manajemen bilang selain berupaya memperkuat, perusahaan juga akan meningkatkan efisiensi.

Wanny Wijaya, Direktur PT Astra Otoparts Tbk mengatakan perusahaan hanya mengacu target bisnisnya sesuai dengan proyeksi asosiasi, dimana dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) maupun Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) sama-sama memprediksi pasar terkontraksi tahun ini.

Baca Juga: Pendapatan anjlok 26%, Astra Otoparts (AUTO) rugi Rp 243 miliar hingga kuartal III

Namun demikian, sejatinya kata Wanny tren penjualan penjualan suku cadang cenderung mengalami kenaikan pada kuartal ketiga tahun ini dibanding kuartal kedua tahun yang sama.

"Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat untuk memastikan kendaraan dalam kondisi prima sebelum digunakan, dimana saat pemberlakuan pengetatan PSBB, banyak masyarakat yang dapat tidak beraktivitas seperti biasanya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat kemarin (30/10).

Memasuki masa pelonggaran PSBB, aktivitas masyarakat mulai berjalan seperti biasanya dan kondisi ekonomi berangsur pulih sehingga penggunaan kendaraan kembali meningkat. Hal ini dianggap AUTO sebagai peluang positif bagi penyerapan produk onderdil.

Selanjutnya: Astra Otoparts (AUTO) memangkas capex jadi Rp 500 miliar untuk 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×