Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Astra sampai saat ini masih mendominasi pasar otomotif Indonesia. Penjualan mobil Grup Astra pun mengalami peningkatan sepanjang tahun 2022 berjalan.
Berdasarkan data yang diterima Kontan, penjualan mobil Grup Astra tercatat sebanyak 413.464 unit di periode Januari-September 2022 atau tumbuh 20,25% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 343.837 unit.
Khusus di bulan September 2022, penjualan mobil Grup Astra berada di level 56.022 unit atau naik 12,25% month to month (MoM) dibandingkan penjualan di bulan sebelumnya sebanyak 49.907 unit.
Penjualan mobil Grup Astra hingga kuartal III-2022 didominasi oleh Toyota dan Lexus yang berada di bawah naungan PT Toyota Astra Motor (TAM) yakni sebanyak 243.883 unit. Kemudian disusul oleh Daihatsu sebanyak 140.398 unit, Isuzu sebanyak 27.388 unit, UD Trucks sebanyak 1.407 unit, dan Peugeot sebanyak 388 unit.
Selama Januari-September 2022, pangsa pasar (market share) mobil Grup Astra mencapai 55%. Bila dilihat trennya di tiap bulan, angka pangsa pasar mobil Grup Astra sebenarnya naik-turun. Namun, secara keseluruhan masih konsisten berada di kisaran 50%.
Baca Juga: Hingga Akhir Kuartal III-2022, Honda Capai Posisi Ketiga di Pangsa Pasar Mobil Lokal
Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Ardianti mengatakan, capaian penjualan mobil Grup Astra sejalan dengan penjualan mobil nasional selama Januari-September 2022 yang juga mengalami pertumbuhan positif, yakni 20,9% (yoy) menjadi di kisaran 758.500 unit untuk kategori wholesales dan 22% (yoy) menjadi di kisaran 732.000 unit untuk kategori retail.
Menghadapi sisa tahun 2022, Grup Astra berharap pasar otomotif Indonesia tetap dalam kondisi yang stabil, sehingga membantu pencapaian penjualan mobil Grup Astra yang lebih baik ketimbang tahun lalu.
Namun, Grup Astra mewaspadai tren inflasi tinggi yang sedang terjadi di Indonesia. Inflasi ini cukup dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM pada September lalu. Secara historis, kenaikan harga BBM akan memicu inflasi yang berdampak pada daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan menekan juga penjualan produk otomotif.
Hanya saja, dampak pasti dari tantangan tersebut masih harus terus dimonitor dalam beberapa bulan ke depan. “Kalau sampai saat ini, daya beli masih cukup baik,” kata Tira, Jumat (14/10).
Ia menambahkan, pasar otomotif Indonesia masih cukup menarik. Seiring bertumbuhnya ekonomi dan meningkatnya pendapatan masyarakat, hal ini akan mendorong pula permintaan kendaraan bermotor. Terlebih lagi, penetrasi pasar otomotif Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Dari situ, potensi penjualan otomotif di dalam negeri tentu masih sangat besar, sehingga dapat memicu persaingan yang lebih ketat di masa mendatang.
“Menghadapi kompetisi, Grup otomotif Astra akan terus fokus menawarkan berbagai pilihan produk untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang beragam serta fokus pada pelayanan bagi kemudahan pelanggan,” pungkas Tira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News