Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penjualan air bersih operator pelayanan air bersih bagian Barat DKI Jakarta, PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) turun sekitar 60% hingga 65% menyusul jebolnya pintu air Kalimalang, Duren Sawit Jakarta Timur, pada Rabu malam (31/8).
Manajer Hubungan Masyarakat Palyja Meyritha Maryane mengatakan, setiap hari rata-rata penjulan air bersih Palyja mencapai 420.000 meter kubik per hari. "Tetapi, selama beberapa hari ini setelah jebolnya pintu air Kalimalang, penjulan air Palyja hilang sebanyak 275.000 meter kubik per hari," ujarnya, di Jakarta, Minggu (4/9).
Penurunan ini terjadi lantaran proses produksi air bersih Palyja di Instalasi Pengolahan Air di Pejompongan terhenti karena pasokan air baku dari Kanal Tarum Barat/Jatiluhur yang dialirkan oleh Perum Jasa Tirta II macet di Kalimalang.
Hanya saja, Meyritha enggan mengungkapkan besaran nilai kerugian akibatnya turunnya penjulan tersebut. Namun, berdasarkan catatan KONTAN, harga rata-rata air bersih yang dijual Palyja pada tahun 2010 sekitar Rp 7.800 per meter kubik. Itu artinya, potensi kehilangan pendapatan Palyja dalam sehari selama kejadian ini mencapai sekitar Rp 2,1 miliar.
Hingga Minggu (4/9), proses perbaikan pintu air Kalilmalang belum selesai dilakukan oleh Perum Jasa Tirta II. Akibatnya, lebih dari 200.000 pelanggan Palyja belum mendapatkan pasokan air bersih. Pelanggan Palyja, jelasnya tersebar di bagian barat Sungai Ciliwung, seperti di daerah Sudirman, Thmarin, termasuk Istana Presiden.
Menurut Meyritha, Palyja sendiri tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. “Tugas kami hanya mengelola air baku menjadi air bersih kemudian mendistribusikannya ke pelanggan,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News