Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan menghentikan sementara pengoperasian Kilang Dumai. Kali ini bukan karena mereka harus melakukan perawatan rutin. Pertamina menemukan unit hydrocracker (HCU) yang ada di kilang tersebut sudah tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga perlu diganti.
Direktur Pengolahan Pertamina Rukmi Hadi Hartini tidak mengungkapkan penyebab rusaknya hydrocracker tersebut. Yang jelas, selama proses pemasangan alat baru, "Kilang Dumai terpaksa shut down selama dua minggu. Ini bukan turn around (perawatan rutin)," kata dia, kemarin. Penghentian Kilang Dumai ini akan dilakukan mulai 27 Oktober mendatang.
Rukmi melanjutkan, HCU merupakan salah unit produksi dari kilang baru (hydrocaracker complex) Dumai yang dibangun tahun 1984. Kilang ini mengolah minyak mentah jenis Sumatera Light Crude (SLC) dan Duri Crude Oil (DCO) yang dihasilkan PT Caltex Pacific Indonesia.
Kilang Hydrocracker Complex ini bertujuan untuk memproses lebih lanjut residu minyak (LSWR) yang dihasilkan oleh Crude Distilling Unit (CDU) sehingga dapat menghasilkan produk BBM yang siap pakai. Sekitar 93,3% produk kilang adalah berbagai produk BBM. Sisanya berupa produk gas yang digunakan sebagai bahan bakar di unit-unit proses produksi kilang.
Kilang Dumai menghasilkan berbagai macam produk BBM seperti premium, kerosene, avtur, JP-5 (bahan bakar khusus), dan solar. Solar adalah produksi utama Kilang Dumai. Setiap harinya, Dumai menghasilkan 200.000 barel solar.
Produk BBM yang dihasilkan Dumai digunakan memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, khususnya daerah operasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Penghentian operasi Kilang Dumai tak pelak membikin orang khawatir pasokan bensin ke lima provinsi di Sumatera itu akan terancam. Cuma, Rukmi memastikan stok aman. "Stok BBM kita masih banyak," katanya.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan juga menyatakan tidak perlu khawatir. Ia bilang, stok bensin dan solar Pertamina saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik sampai 20 hari ke depan. "Kalau sama ibu-ibu pasti aman urusannya," katanya berseloroh kepada KONTAN.
Ia tidak menyebutkan dari mana pasokan diambil untuk mengganti pasokan dari Dumai. "Akan kita lihat dulu," katanya. Selama ini, jika Kilang Dumai dimatikan akibat perawatan rutin, pasokan diambil dari Kilang Plaju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News