kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan berlimpah, harga gandum bisa susut


Selasa, 10 Februari 2015 / 16:01 WIB
Pasokan berlimpah, harga gandum bisa susut
ILUSTRASI. Manfaat sari kurma untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pasokan gandum dunia diperkirakan melimpah di bulan-bulan menjelang Juni. Kabar ini disambut oleh pengusaha Indonesia yang usahanya menggunakan bahan baku gandum.

Ratna Sari Lopis, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyambut positif kabar ini. Ia bilang, bila pasokan gandum global meningkat, otomatis harga akan turun.

Hal itu bisa mendorong harga-harga produk olahan yang terbuat dari gandum juga ikut menurun. "Harga gandum internasional pasti mempengaruhi harga produk olahan gandum dalam negeri," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (10/2).

Ratna mengatakan dengan turunnya harga gandum di pasar internasional, maka industri yang menggunakan bahan baku berbasis terigu yang memproduksi roti, mie, biskuit dan sejenisnya akan ikut merasakan penurunan tersebut.

Dengan begitu, diharapkan harga makanan berbasis tepung terigu juga ikut turun. Apalagi menurut Ratna, saat ini harga gandum di pasar global masih rendah, meskipun rupiah terus melemah terhadap dollar, tapi harga gandum masih tetap stabil. Dengan meningkatnya pasokan, maka harga gandum masih berpotensi turun dan menguntungkan importir gandum.

Selama ini industri tepung terigu dalam negeri membutuhkan sekitar 7 juta ton gandum. Sekitar 3,5 juta ton gandum berasal dari Australia, Sisanya diimpor dari Kanada, Amerika Serikat, India dan beberapa negara produsen gandum yang lain seperti Ukraina dan Pakistan. Dalam lima tahun mendatang impor gandum Indonesia diprediksi  akan mencapai 10 juta ton.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) menyebutkan, saat ini Indonesia merupakan importir terbesar keempat, dan tahun ini naik 0,8%  menjadi 7,2 juta ton.

Saat ini, Mesir masih menjadi importir terbesar gandum yakni dengan volume mencapai 10,5 juta ton, disusul China sebanyak 8,5 juta ton, dan Brasil sebesar 7,4 juta ton.

Meningkatnya permintaan impor gandum tentu saja akan menguntungkan negara eksportir gandum seperti Australia, AS dan Kanada. Sekadar catatan, bagi Australia, ekspor gandum ke Indonesia menyumbang 71% dari total ekspor produk gandum pada tahun 2012.

Seperti dikutip Bloomberg, pada tahun ini, diproyeksikan panen gandum Australia melampauhi perkiraan sebelumnya yang ditargetkan mencapai 23,2 juta ton menjadi 23,6 juta ton. Artinya, produksi gandung asal Negeri Kanguru tersebut meningkat 400.000 ton dari target yang diproyeksikan.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) memprediksi pasokan global pada tahun ini akan naik 220.000 ton menjadi 196,22 juta ton. Pasokan yang berlimpah ini akan membuat harga gandum dan produk olahannya jatuh dan menguntungkan importir serta industri pengolahan gandum. Saat ini harga gandum global berada di kisaran US$ 5,3 per bushel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×