kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.349   28,00   0,18%
  • IDX 7.893   64,36   0,82%
  • KOMPAS100 1.204   8,49   0,71%
  • LQ45 978   8,14   0,84%
  • ISSI 229   0,71   0,31%
  • IDX30 499   3,81   0,77%
  • IDXHIDIV20 602   4,91   0,82%
  • IDX80 137   0,89   0,65%
  • IDXV30 141   0,56   0,40%
  • IDXQ30 167   1,07   0,65%

Pasokan Listrik Inalum 96% dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Senin, 27 November 2023 / 17:21 WIB
Pasokan Listrik Inalum 96% dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
ILUSTRASI. Kebutuhan listrik Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) saat ini 96% dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan listrik Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) saat ini 96% dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni dari PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga. 

“Emisi jejak karbon Inalum hari ini 4 kilogram CO2 per ton aluminimun, ini akan kami tingkatkan pengurangan emisi karbonnya diharapkan 2024 bisa mendapatkan sertifikat green product di pasar global,” ujar Direktur Utama Inalum, Danny Praditya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Senin (27/11). 

Danny menyebutkan, dalam lima tahun ke depan Inalum mencanangkan pertumbuhan kapasitas produksi yang signifikan sehingga akan berdampak pada jejak karbon yang dihasilkan. 

Sebelumnya, Inalum berambisi meningkatkan kapasitas produksi aluminium hingga 300.000 ton perhari pada 2026 untuk memenuhi permintaan di pasar. 

Dalam agenda ekspansi Inalum, penambahan kapasitas produksi aluminium dari 250.000 menjadi 300.000 direncanakan lewat tambahan 25.000 dari Proyek Pot Optimalisasi dan 25.000 dari proyek pot upgrading yang saat ini sedang berjalan. 

Baca Juga: Grup MIND ID Fasilitasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Selain meningkatkan fasilitas eksisting, Inalum juga  juga berencana untuk meningkatkan kapasitas dengan penambahan 600.000 ton per tahun (ktpa) smelter baru di Kuala Tanjung, juga melanjutkan proyek Alumina refinery expansion (SGAR) fase 2 di Mempawah Kalimantan Barat. 

Sejalan dengan peningkatan kapasitas ini, Inalum berupaya untuk menyeimbangkan keluarnya emisi dengan sejumlah cara yakni pencegahan, pengurangan, dan mitigasi. 

Di tahun ini sudah ada beberapa program-program yang sudah dijalankan yakni efisiensi energi di baking furnace di mana dapat menghemat solar 1.600 kilo liter per tahun. Kemudian, efisiensi air, konversi kendaraan listrik, pengurangan sampah dengan pengolahan kompos 51 ton pertahun. 

Inalum juga melakukan konversi bahan bakar HSD ke LNG si Baking Plant A1, B1, dan green plant yang saat ini sudah cukup mengurangi emisi. 

Pada rencana jangka panjang (2030-2060), Inalum akan menjalankan sejumlah agenda bisnis supaya ada efisiensi dari intensitas energi terhadap aluminium yang diproduksi. 

“Hal pertama yang kami lakukan, pengembangan smelter greenfield project, kemudian untuk menopang ekosistem kendaraan listrik kami akan memproduksi aluminium billet maupun aluminium sheet,” kata Danny. 

Kemudian, Inalum  juga akan mendapat aliran listrik dari PLTA Asahan 5 yang berpotensi menambah pasokan setrum 40-50 Megawatt (MW). 

Selain itu, mengoptimasi pot control system untuk meningkatkan produksi tetapi menurunkan intensitas karbon. 

Baca Juga: Inalum Targetkan Kapasitas Produksi Aluminium Capai 300.000 Ton Per Tahun pada 2026

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×