Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan harga gula tidak akan melonjak khususnya saat bulan puasa dan lebaran tahun ini. Hal ini dikarenakan pasokan gula yang menurutnya melimpah dibandingkan tahun lalu.
Lutfi menerangkan, pemerintah sudah mengimpor gula mentah (raw sugar) sebanyak 680.000 ton untuk mengisi kapasitas menganggur (idle capacity). Dari jumlah tersebut pun baru sekitar 147.270 ton yang sudah digiling dan 88.811 ton yang didistribusikan kepada masyarakat. Artinya, akah ada sekitar 500.000 ton yang masih akan beredar ke masyarakat hingga puasa dan lebaran.
Sementara itu, masa giling tebu rakyat diperkirakan akan dimulai pada pertengahan hingga akhir Mei, dimana hasilnya akan didapatkan pada Agustus hingga September.
Baca Juga: Ekonom Indef sebut pemerintah perlu memperhatikan impor pangan
"Karena jumlahnya yang sebenarnya cukup melimpah dibandingkan tahun lalu, saya pastikan tidak akan ada kenaikan yang berarti, apalagi seperti tahun lalu yang jumlahnya sampai Rp 16.000 - Rp 17.000. Secara teori tidak mungkin karena barangnya ada," terang Lutfi dalam konferensi pers, Senin (15/3).
Tak hanya itu, dia juga mengatakan pemerintah sudah memerintahkan RNI dan PTPN untuk memiliki iron stock sebesar 150.000 ton. Sementara Bulog melalui PT GMM mendapatkan kuota sebanyak 20.000 ton dari impor sebanyak 680.000 ton gula mentah tersebut.
"Artinya pemerintah ini sedang memegang stok yang cukup untuk memastikan tidak ada lonjakan harga antara hari ini sampai dengan lebaran di Mei 2021," terang Lutfi.
Adapun berdasarkan data sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP) Kemendag, per 12 Maret 2021, harga gula pasir sekitar Rp 13.070 per kg, atau turun 0,21% dibandingkan 10 Maret 2021. Dia juga memastikan harga ini akan bergerak menuju HET atau sekitar Rp 12.500 per kg, karena pasokan gula akan lebih banyak.
Selanjutnya: Mendag pastikan harga bahan pangan terjaga selama bulan Ramadan dan Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News