kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Pasokan Perkantoran di Segitiga Emas Kian Sumpek


Jumat, 20 Februari 2009 / 08:25 WIB
Pasokan Perkantoran di Segitiga Emas Kian Sumpek


Reporter: Ali Imron |

JAKARTA. Bak cendawan di musim hujan, pasokan ruang perkantoran di kawasan segitiga emas meningkat pesat. Pada 2008 lalu saja ada tambahan sekitar 345.890 meter persegi ruang perkantoran. Dengan tambahan itu maka total ruang perkantoran yang ada saat ini sekitar 3,7 juta meter persegi.

Dan pada kuartal keempat 2008, terjadi penambahan sekitar 30.000 meter persegi ruang perkantoran. Penambahan itu berasal dari 10 gedung perkantoran baru di Jakarta. Tujuh di antaranya berlokasi di kawasan segitiga emas. Misalnya saja The East, Menara Standard Chartered, Murinda Tower, Menara SCTV, Menara BCA, dan The City Tower.

Hanya saja dengan tambahan pasokan itu tidak diimbangi dengan permintaan terhadap kebutuhan ruang kantor. Ini akibat banyaknya perusahaan yang menunda untuk melakukan ekspansi ataupun merelokasi usahanya ke tempat lain. Akibatnya daya serapnya saja Cuma sekitar 52.590 meter persegi dari 728.000 meter persegi ruangan yang tersedia. Itu artinya daya serapnya hanya sekitar 7 % saja.”Akibatnya tentu saja terjadi penumpukan ruang sewa kantor,” tandas Direktur Nasional Jones Langla Salle Lucy Rumantir, Kamis 19/2.

Saat ini saja kecenderungan para penyewa adalah mencari ruangan dengan luas 100 meter persegi hingga 300 meter persegi. Padahal tahun lalu penyewa ada yang bisa berani menyewa ruangan kantor 1000 hingga 3.000 meter persegi. Alias menyewa satu lantai sampai tiga lantai. Harganya sekitar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta per meter persegi.

Hanya saja kelesuan pasar sewa ruang kantor ini, tidak begitu dirasakan oleh Intiland Development. Mereka mengklaim kalau tingkat okupansi perkantoran di Gedung Intiland Tower masih tinggi. ”Sekitar 80 % tingkat okupansinya, ” kata Corporate Secretary, Theresia Rustandi.

Angka sebesar itu tentu saja cukup ciamik. Di Intiland saja jumlah pasokan ruang cantor itu sekitar 30.000 meter persegi dan ada sekitar 24.000 meter persegi ruang kantor sudah terisi. Sisanya sekitar 6.000 meter persegi adalah ruangan kantor yang masih tersedia.

Kendati hampir terisi penuh, Intiland mengakui kalau penyewa saat ini kebanyakan memilih ukuran sewa kantor 1.000 meter persegi. Ini karena banyak dari mereka yang menahan diri untuk berekspansi. Padahal tahun lalu penyewa ruang kantor di Intiland itu ada yang menyewa sampai 8.000 meter persegi.

Senada dengan Intiland, Bakrieland pun mengalamai hal sama. Mereka sangat mengandalkan ruang kantor di Rasuna Epicentrum Walk Office Suites dan Bakrie Tower. Manajemen Bakrieland mengangku saat ini tingkat hunian di Bakrie Tower maupun Epicentrum sudah mencapai kisaran 80 %. “Bakrie Tower memiliki 12.000 meter persegi dengan 3 lantai sedangkan Rasuna Epicentrum memiliki luas 60.000 meter persegi dengan 48 lantai,” tandas Chief Marketing Officer, Ferry Supandji.

Kebanyakan pembeli di Bakrieland adalah investor dan pengguna langsung. Mereka ini berasal dari perusahaan berskala kecil, menengah hingga besar. Kebanyakan mereka menyewa 100 meter persegi hingga 200 meter persegi. Tapi ada juga yang menyewa hingga 1.200 meter persegi. “Setidaknya ada empat orang yang menyewa seluas 1.200 meter persegi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×