kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Pebisnis tolak kenaikan tarif peti kemas


Rabu, 21 Mei 2014 / 11:17 WIB
Pebisnis tolak kenaikan tarif peti kemas
ILUSTRASI. Nonton Chainsaw Man Episode 12 Sub Indo Resmi, Streaming Tersedia di Platform Ini


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rencana PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mengerek biaya pelayanan peti kemas atau container handling charge (CHC) sebesar 10% mendapat penolakan dari kalangan pengusaha. Para pengusaha logistik justru berharap tarif turun.

Menurut Zaldi Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, peran pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola Pelindo II tergolong vital. "Dengan menguasai 70% pergerakan angkutan laut di Tanah Air, setiap kenaikan biaya di Pelabuhan Tanjung Priok tentu saja akan meningkatkan biaya logistik," katanya, Selasa (20/5).

Menurut Zaldi, sebelum wacana kenaikan tarif CHC ini muncul, Pelindo II sudah menjadi penyebab biaya logistik nasional yang tinggi. Pasalnya beberapa waktu lalu, perusahaan plat merah ini baru mendongkrak biaya kontainer sekitar 300% tanpa pandang bulu kepada para importir.

Supriyanto Sudarto, Anggota Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) malah menilai rencana kenaikan CHC tersebut akan lebih berdampak terhadap pembengkakan biaya ekspor dan impor daripada pengelolaan kapal. Imbasnya, pengelola kapal atau shipping line pasti akan mengerek tarif jasa layanannya.

Ernovian G. Ismy, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) membenarkan hal ini. Sebagai importir, pihaknya pasti akan menanggung biaya lebih tinggi dari sebelumnya. Apalagi dengan kenaikan biaya kontainer saja, pengusaha sudah merugi cukup banyak. "Karena biaya penumpukan naik, kami yang bila lewat berapa hari biasanya membayar Rp 3 juta, sekarang membengkak jadi Rp 8,3 juta," paparnya.

Ernovian meminta Kementerian Perhubungan (Kemhub) mengkaji terlebih dahulu rencana Pelindo II ini. Bila biaya logistik tanah air cukup mahal, selain merugikan pengusaha, produk buatan Indonesia tidak akan memiliki daya saing.

Asal tahu saja, Pelindo II telah mengajukan usulan kenaikan tarif CHC ke pemerintah sejak 7 April 2014. Saat ini, Kemhub tengah mengevaluasi dan menyosialisasi usulan kenaikan tarif itu. Diperkirakan pembahasan ini akan tuntas sekitar Juni nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×