Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena kematian paus sperma yang terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara akhir tahun lalu masih menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Dalam perut paus sepanjang 9,6 meter tersebut ditemukan sampah plastik seberat 5,9 kilogram (kg).
Sampah plastik memang tidak dapat dicerna, baik oleh tubuh manusia maupun binatang. Tak dapat dipungkiri, sampah yang tidak terkelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sejak terjadinya peristiwa tersebut, sejumlah pihak mulai gencar berkampanye maupun gerakan mengurangi penggunaan plastik. Tak terkecuali pemerintah daerah (pemda) yang telah mengeluarkan perangkat hukum untuk membatasi penggunaan kantong plastik. Seperti Pemerintah Kota Bogor, Pemkot Banjarmasin, Balikpapan dan Denpasar.
Kebijakan itu menuai banyak respon di masyarakat, khususnya para pengusaha, seperti pebisnis waralaba yang mulai mengurangi penggunaan plastik di tiap gerai mereka. "Kami sudah mulai instruksi ke tiap outlet untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. Sedangkan untuk kantong plastik, masih dikaji dan kumpulkan datanya," kata Sarita Sutedja, Deputy Director Corporate Communication CRP Group kepada KONTAN.
PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya atau CRP Group sendiri merupakan perusahaan pemilik enam merek kuliner, yakni Warunk Upnormal, Bakso Boedjangan, Nasi Goreng Mafia, Sambal Karmila, Fish Wow Cheese (FWC), dan Ayam Bersih Berkah. Kini, sudah ada ratusan gerai berdiri di seluruh Indonesia. Ia harap dengan kebijakan tersebut bisa mengurangi limbah plastik, terutama sedotan yang terus menumpuk di setiap gerainya.
Sarita mengakui penggunaan sedotan plastik di setiap gerai keloaan CRP Group memang banyak dan jelas terlihat saat pembeli datang dan membeli minuman. Terkait langkah selanjutnya dalam pengurangan limbah plastik, CRP Group bakal memantau terlebih dahulu dari aksi pengurangan sedotan plastik.
Es Teler 77 juga mengambil langkah serupa. Arlene Public Relation Es Teler 77, menjelaskan bahwa seluruh gerai Es Teler 77 sudah tidak menggunakan sedotan plastik untuk seluruh produk minuman yang ditawarkan.
"Tapi jika ada pelanggan yang masih ingin menggunakan sedotan, kami tetap menyediakan sedotan dari kertas. Dan tiap sedotan kertas tersebut akan dikenakan biaya," terangnya tanpa merinci biayanya.
Selain sedotan kertas, Es Teler 77 ternyata sudah memakai bahan ramah lingkungan di produk kemasan untuk dibawa pulang atau take away. "Seluruh bahan yang digunakan biodegradable atau bisa terurai oleh lingkungan sekitar," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News