Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idBBB dengan prospek stabil untuk PT Taka Indonesia. Peringkat ini mencerminkan posisi perusahaan di bidang jasa survei geoteknik dan geofisika memiliki profil kredit yang cukup baik dari anak perusahaan dalam bisnis turbomachinery dan rotating equiment dan fleksibilitas keuangan yang moderat.
Peringkat ini menurut Analis Pefindo Resnanda Dahono dibatasi oleh risiko terkait dengan rencana ekspansi bisnis dan proyeksi leverage keuangan yang sangat agresif. Peringkat dapat dinaikkan jika Taka Indonesia berhasil melaksanakan rencana ekspansi bisnisnya sebagaimana tercermin dari peningkatan EBITDA anak perusahaan yang signifikan dan berkelanjutan. Hal ini diikuti oleh leverage keuangan yang jauh lebih rendah dan rasio perlindungan arus kas yang lebih kuat daripada yang diproyeksikan.
"Kami dapat menurunkan peringkat jika pencapaian EBITDA jauh di bawah target karena perolehan proyek baru yang lebih rendah daripada yang diperkirakan dalam bisnis survei geoteknik dan geofisika atau kombinasi dari penurunan proyek-proyek berulang di segmen turbomachinery, perbaikan dan pemeliharaan rotating equiment," ujar Resnanda dalam rilis pada 18 Agustus 2025.
Baca Juga: Pefindo Sematkan Peringkat Peringkat idAAA untuk Semen Indonesia (SMGR)
Peringkat ini juga dapat tertekan jika TAKA menanggung utang yang lebih tinggi dari yang diperkirakan yang mengakibatkan rasio perlindungan arus kas dan likuiditas yang jauh lebih lemah dari yang diantisipasi. TAKA merupakan perusahaan induk non operasional dengan dua bisnis inti yaitu layanan turbomachinery, rotating equiment dan jasa survei geoteknik dan geofisika yang didirikan pada tahun 2009. Operasional bisnis ini dijalankan oleh empat anak perusahaannya, PT Taka Turbomachinery Indonesia, PT Taka Precision Manufacturing Indonesia, PT Taka Hydrocore Indonesia dan PT Taka Geodrill Indonesia.
Per 31 Desember 2024, pemegang saham TAKA adalah Denni Andri sebesar 65%, Andi Purnomo 10,83%, Triana Yuda Agung 10,83%, Frans Eduard Zandstra 10,83% dan Yayasan Taman Karsa Indonesia 2,5%.
Hingga Desember 2024, total aset TAKA sebesar Rp 648,9 miliar, naik 2,76% secara tahunan. Sementara pendapatan naik 5,8% secara tahunan menjadi Rp 660,3 miliar dengan EBITDA turun 11,47% secara tahunan menjadi Rp 127,4 miliar.
Selanjutnya: Apakah Desain Vintage Itu Terlihat Norak? Begini Pendapat Ahli Dekorasi
Menarik Dibaca: Apakah Desain Vintage Itu Terlihat Norak? Begini Pendapat Ahli Dekorasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News